Saya seorang muslim...mempercayai Tuhan itu Esa. Tapi juga tidak menutup akal dan hati saya untuk ajaran-ajaran atau filsafat luar yang sejalan dengan keyakinan saya... Saya suka membaca, khususnya buku-buku yang banyak melatih batin saya dan buku masak tentunyaaa....hahaha....panceet aee...Salah satu buku aliran 'kebatinan' yang saya suka adalah buku-buku Ajahn Brahm, Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 1&2.
Di agama saya, katanya kalau kita memiliki keinginan, lalu kita mengusahakannya dengan maksimal terus kita berdoa pada Allah, sisanya kita harus memasrahkan apapun hasilnya kepada Tuhan alias tawakal. Bagaimanapun yang punya kuasa hanyalah Tuhan...entah kita minta barang, minta jodoh, minta kebahagiaan...pada akhirnya kita cuma bisa memasrahkan hidup kita padaNya...
Menunggu itu menyesakkan kalau kita berharap banyak pada sesuatu yang kita tunggu. Terus terang saya saat ini sedang menunggu sesuatu...dan saya membutuhkan banyak pengalih perhatian untuk membunuh waktu penantian saya...hmm...tiba-tiba saya kepikiran membaca buku Ajahn Brahm dan belajar untuk
Melepas
Ada beberapa cara untuk melepas yang akan saya tulis secara bertahap....Tapi sebenernya kenapa kita harus melepas??? Melepas adalah salah satu bentuk tawakal yang bertujuan agar batin kita mampu meraih keheningan, kedamaian dan kebahagiaan. Cara pertama untuk melepas menurut Ajahn Brahm yang pertama adalah
Satu Hal Pada Satu Waktu
Sesuatu akan menjadi berat apabila hal itu menempel pada kita...contohnya adalah saya yang hobby membawa banyak buku ketika kuliah dulu, bukan bermaksud sok pintar cuma sejak SD saya selalu membawa buku pelajaran lengkap sesuai mata pelajaran hari itu (dan memeriksanya berulang kali sebelum berangkat sekolah...hehe...wedi ketinggalan). Beraaaat kan kalo semua buku dibawa, apalagi sampe printilan buku-buku yang gak penting kayak buku curhatan bareng sahabat, binder, buku catetan keuangan...hihihi...
Buku-buku itu diibaratkan penderitaan batin, entah karena urusan keluarga, urusan pekerjaan, sekolah, pertemanan, atau percintaan. Beban itu akan berat jika kita menempel pada kita, kalo kita gotong ngalor ngidul seperti buku-buku kuliah yang saya bawa setiap hari ke kampus, maka itulah yang disebut Ajahn Brahm jangan membawa terlalu banyak hal dalam ransel batin kita.
Buku-buku itu diibaratkan penderitaan batin, entah karena urusan keluarga, urusan pekerjaan, sekolah, pertemanan, atau percintaan. Beban itu akan berat jika kita menempel pada kita, kalo kita gotong ngalor ngidul seperti buku-buku kuliah yang saya bawa setiap hari ke kampus, maka itulah yang disebut Ajahn Brahm jangan membawa terlalu banyak hal dalam ransel batin kita.
Ransel batin saya akan saya lepas satu persatu... Ransel batin masa lalu, tidak ada yang bisa kita rubah dari masa lalu, sehingga dipikirkanpun nggak ada gunanya. Kenapa saya harus memikirkan sesuatu yang tidak bisa saya rubah, atau menyesali sesuatu yang sudah terjadi??? Itulah kenapa saya berusaha keluar dari masa lalu...Entah itu masa menyakitkan di masa lalu, maupun masa-masa indah yang sudah terjadi dan tidak bisa saya ulang lagi. Kenangan indah di masa lalu pun menjadi beban batin karena dengan mengenangnya, kita ingin kembali berasa disana dan it seems pointless...
Ransel batin masa depan juga saya lepaskan...Harapan-harapan saya di masa depan akan saya lupakan, bahkan berpositive thinking pun akan saya hilangkan. Saya sudah berusaha untuk masa depan saya, namun saya menghindari berharap terlalu banyak dan berkhayal hal-hal yang menyenangkan di masa depan akan terjadi sesuai keinginan saya. Melepas ransel batin masa depan yang saat ini sedang saya lakukan...sulit sekali tidak berharap waktu demi waktu kepada sang masa depan...tapi tidak ada alasan untuk mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi, atau berharap pada sesuatu yang belum pasti. Lepaskan saja...(susah juga lho)
Yang harus saya lakukan adalah mengerjakan satu hal pada satu waktu...artinya apa yang kita kerjakan saat ini, setelah pekerjaan itu selesai, maka akan kita lepaskan. Siapa bilang hanya orang yang kerja yang punya masalah batin dengan pekerjaannya, saya yang kursus masak pun sering mengalami masalah batin ketika sedang belajar di tempat kursus...Entah itu pelajaran dan materi yang menurut saya nggak sesuai dengan kehendak saya, minta diajarin bikin menu ini terus ditolak sama chef atau bikin satu menu dan nggak jadi tapi nggak diulangi lagi karena keterbatasan waktu...Sebel, mangkel dan kecewa kan...? (Wong udah bayar kok gak diajari genah)
Akhirnya, ya sudahlah...setiap selesai melakukan sesuatu saya akan belajar untuk melepasnya. Entah pekerjaan itu berhasil atau gagal, saya akan melepasnya. Sehingga di hati saya tidak menempel beban-beban yang akan menghilangkan kedamaian saya...
Akhirnya, ya sudahlah...setiap selesai melakukan sesuatu saya akan belajar untuk melepasnya. Entah pekerjaan itu berhasil atau gagal, saya akan melepasnya. Sehingga di hati saya tidak menempel beban-beban yang akan menghilangkan kedamaian saya...
Sulit?? Jelas!!! Bisa?? Pasti Bisa...!!
Ajahn Brahm dengan kalimat bijaksananya mengatakan : Buanglah hal-hal dari batin dan hanya taruh satu hal saja: momen kini, apa yang terjadi saat ini juga.
Beberapa cara melepas yang pertama dirangkum oleh Ajahn Brahm sebagai berikut :
Melepas gubrisan mengenai masa lalu dan masa depan
Melepas pikiran yang suka mencari kesalahan (baik menyalahkan diri sendiri) dan mengeluh
Tidak banyak menyimpan pikiran, baik yang negatif, yang positif, maupun yang bodoh dan menaruh satu hal pada satu waktu...
Bersambung Part 2
the hardest part...let it go...hahaha susah tapi gitu sudah bisa rasanya tenang dan menang ^_^...nice writing astri....
BalasHapus