Kamis, 05 Juni 2014

EXPERIENCE RAMADHAN 2014 with Community



EXPERIENCE RAMADHAN 2014 with Community

Beberapa hari terakhir saya sering mendapat pesan dari temen-temen sekalian, menanyakan kapan program Experience Ramadhan dimulai dan informasi yang berkaitan dengan program tersebut.
Mohon maaf sekali kalau balesnya luamaaaa...karena si kunil yang susah disambi ngetik dan jadi joko kampluk selama beberapa hari terakhir ini...hehehe...

ERAN tahun 2013

#1 Konsep
Experience Ramadhan tahun ini masih berkonsep sama yaitu menyalurkan sedekah dari donatur ke panti asuhan se-Malang Raya...HANYAAA....tahun ini kami bekerja sama dengan beberapa komunitas sosial di Malang untuk menyalurkan sedekahan tersebut. Yang berbeda adalah, dengan bekerja sama dengan komunitas, AFEX tidak hanya menyalurkan sedekah makanan/minuman kepada anak yatim piatu di panti asuhan, namun para relawan-relawan akan mengadakan sebuah acara kecil-kecilan untuk adik-adik di panti (seperti mendongeng, nonton bersama, sharing ilmu dll) agar adik-adik di panti juga mendapatkan hiburan dan pengetahuan. Selain itu, dengan bantuan dari relawan-relawan komunitas sosial tersebut, kami tidak hanya menyalurkan sedekah pada anak yatim piatu. Namun kami akan mencari kaum fakir miskin yang layak untuk mendapatkan bantuan dari para donatur sekalian.

Salah satu panti di tempat yang 'mblusuk'

#2 Waktu Pengumpulan & Penyaluran
Pengumpulan sedekah dimulai tanggal 12 Juni 2014 dan diakhiri tanggal 20 Juli 2014
Penyaluran sedekah dilakukan pada tanggal 27 Juni 2014 dan diakhiri tanggal 23 Juli 2014

Lakon di setiap edisi : Mas Pin

#3 Voucher Sedekah
Tahun ini, kami akan menawarkan 2 jenis paket sedekah yaitu :
Paket A : Makanan + takjil minuman seharga Rp 17.500/pax dengan minimum pembelian 1 pax
Paket B : Takjil kue + takjil minuman seharga Rp 10.000/pax dengan minimum pembelian 1 pax
Pembelian voucher sedekah bisa dilakukan secara tunai maupun transfer. Untuk nomer rekening, bisa menghubungi saya di 0822-3179-9212 dan ketika pembayaran diterima akan segera saya konfirmasi (kalo ada WA lebih baik...hohoho)


#4 Contact Person
Untuk informasi lebih lengkap mengenai program ini bisa melalui CP kami yaitu :
Pangeran Al Huda (0856-5553-2235)

Jumat, 23 Mei 2014

SAWANG SINAWANG




“Coba kamu lihat, sesempurna apapun kelihatannya kehidupan seseorang di matamu. Pasti ada aja ketidaksempurnaannya” (Muhammad Fahmi)

Kadang-kadang, aku sering membandingkan rumput tetangga dengan alang-alang di kebunku yang selalu bikin hatiku kurang bersyukur. Yah namanya manusia...liatnya ke atas aja lupa liat kebawah. 

Suatu hari aku cerita ke suami tentang keherananku kenapa beberapa temenku bilang ke aku “Enak ya kamu udah punya usaha sendiri”, padahal di satu sisi aku tahu mereka sendiri bekerja di perusahaan yang bagus atau di BUMN. Batinku “laah...emang kamu kira enak wirausaha...penuh ketidakpastian yang kadang bikin ngenes ati...hahaha...kalo kamu kan enak tiap bulan terima gaji tetap, suamimu punya gaji, kurang apa hidupmu?”

Buat seorang pengusaha amatir yang bergelut sama hal itu-itu aja, kadang aku pernah sempet mikir pengen berkarir. Tapi, kalo aku berubah-ubah tujuan, aku nggak akan pernah sampai. Aku udah memutuskan ini pilihanku ya akan aku usahakan dulu semaksimalnya.

Ya itulah hidup, sawang sinawang kata Fahmi...sekarang coba kamu liat temenmu itu

Si A – karirnya bagus, suaminya kerja di BUMN yang paling diminati orang se-Indonesia Raya, uangnya banyak, tinggal di kota metropolitan, mau beli apa aja gak mikir. Lihaten (kata Fahmi)...pisah-pisahan sama suaminya, anak belum punya-punya...

Si B – suaminya kerja di perusahaan ternama, si B gak kerja gak bakalan gak makan, rumah udah punya, tapi apa, nikah lama pengen punya anak belum dikasih Allah, tinggal sekota sama suaminya tapi suaminya sering (banget) keluar kota

Si C – Suami kerja di luar kota, dia kerja, masih numpang ortu, uang cukup gak berlebih, tapi dia punya anak, bisa seminggu sekali ketemu suaminya. Cuma secara materi memang pas-pasan.

“Terus kita ini kurang enak apa lagi?” kata Fahmi

“Tempat tinggal ada meski masih nunut mbah ti, uang alhamdulillah cukup gak pernah sampe kekurangan, tiap hari bisa ketemu, cerita-cerita, ngudang kunil bareng, guyon bareng. Allah kasih kita rejeki yang gak ternilai, Kunil. Kunil ini keliatannya Cuma bayi yang kerjanya nangis oek oek, makan, ngising, tapi liaten talah kemarin Kunil lahir rejeki Allah buat dia melebihi penghasilan AFEX selama sebulan (hahaha). Suatu hari kita pasti punya rumah, kendaraan, yang penting keluarga itu harus bersatu. Jangan jauh-jauhan mbelani uang. Terus kasih sayang dalam keluarga itu berkurang. Akhirnya uang banyak kalo kebutuhan kasih sayang anak dan orang tua hilang terus apa artinya. Uang banyak tapi anak belum punya, jauh-jauhan suami-istri...emang kamu kira itu enak. Hidup kita ini sempurna kalo kita bersyukur dengan kondisi kita...”

*tertohok

Ya hidup ini sawang sinawang, semua dengan rejekinya masing-masing, dengan cobaannya masing-masing...

Bahkan Olga Syahputra yang uangnya banyak dan hidupnya secara duniawi sempurna, harus terbaring di RS karena sakit parah.
  
Michael Jackson yang uangnya lebih banyak dari Olga, masih nyari narkoba biar bikin dia lebih bahagia katanya (sekaligus menghancurkannya)

Baiklah...

Jangan jadikan uang sebagai tolok ukur kesuksesan seseorang...

Percayalah, nominal berapapun gak akan bisa membuat hatimu merasa cukup dan sukses jadi sesuatu/seseorang yang kamu inginkan kalo kamu gak bisa bersyukur...

Salam Sayang
Trimbil

Senin, 12 Mei 2014

FRUST-ASI



FRUST-ASI

Dulu, setiap kali melihat ada seorang cewek yang memiliki payudara (setelah ini dibahasakan sebagai “gentong”) besar, aku selalu bersyukur kalo punyaku berukuran biasa-biasa aja meski cenderung flat. hahaha...yah namanya sudah nasib, riwayat dari generasi ke generasi di keluarga nggak ada yang punya gentong ukuran super.

Kunil baru lahir

Akhirnya, saat jadi seorang ibu, keinginan untuk memberi ASI itu sudah terlintas sejak hamil bahkan nggak kepikiran kasih susu formula sama sekali. Sejak hamil juga suami udah mulai mengusahakan biar aku bisa beri ASI dengan mencukupi nutrisiku karena ada beberapa teman kantornya yang juga sedang hamil bilang kalo ASI mereka sudah keluar ketika usia kandungan masuk bulan ke-7, bahkan ada yang bulan ke-4 udah keluar ASI. Lha punyaku? Blas... Frustasi nomer 1.

Kemudian setelah anakku lahir, di RS sudah dibelajari dan disuruh ngasih ASI ke anakku sejak hari pertama anakku lahir, meski waktu itu aku masih terkapar karena habis SC. Sayangnya, gayung kurang bersambut, nipple yang kecil cenderung datar bikin anakku kesusahan di perlekatan (latch on) dengan PD. Sempet sama suster-suster di RS disambung dengan karet dot dan anakku beberapa kali berhasil ketika gentong disambung. Sejak itulah rasa percaya diriku mulai jatuh untuk menyusui anakku, apalagi tetangga sebelah gentongnya besar dan anaknya gampang sekali nyusu. Setiap disuruh suster nyusuin anakku, aku rasanya pengen nangis soalnya anakku kesusahan untuk nyusu sementara dia pastinya lapar...Frustasi nomer 2

Angop

Pulang ke rumah, timbul sedikit optimisme untuk kembali menyusui. Ibuk di rumah juga nyediain banyak makanan sehat biar asi ini bisa maksimal. Di rumah PD mulai terasa “ngerasemi” istilahnya dan ASI terasa sampai merembes-rembes beberapa hari setelah pulang dari RS. Cuma permasalahannya sama, ASI keluar meski jumlahnya belum banyak sekali tapi anakku belum bisa perlekatannya. Nah inilah yang aku sesalkan, banyak orang di sekelilingku mengusahakan gimana biar aku bisa beri ASI ke anakku tapi nggak ada satupun yang tahu dan bisa ngajarin aku gimana teknik perlekatan yang benar sehingga seminggu pertama ASI ku sering sia-sia. Ditambah baby blue syndrome di 2 minggu pertama bikin aku semakin down...Frustasi nomer 3

Masih kurus (1w)

Gimana-gimana aku tetep berupaya, pake pompa manual, pompa medela, pokoknya selama ada kesempatan pompa dan ada ASInya aku pasti pompa dan masukkan ke dot Kunil. Saat itu rasa percaya diriku makin hilang untuk menyusui. Peran keluarga sekitar dan suami juga mempengaruhi keberhasilan ibu untuk beri ASI ke anaknya. Berhubung masih tinggal dengan orang tua, seringkali ketika si Kunil laper, aku paksa dia untuk belajar nyusu di PD (dia sudah sering bingung puting karena kebiasaan ngedot) sebelum aku kasih susu formula. Kali aja dia berhasil menstimulasi gentong emaknya biar produktif. Hanya aja, ketika jumlah ASI nggak mencukupi, Kunil nangis sekeras-kerasnya dan hasilnya Emaknyalah yang dimarahi sama para mbah (dan nduty) yang nggak tega karena membiarkan si Kunil kelaparan. Padahal maksudku adalah pelan-pelan ngajarin dia nyusu di gentong emaknya...Frustasi nomer 4

Banyak cara sudah aku lakukan biar produksi ASI lancar, aku memaksa minum banyak (meski aku sering nggak kuat banyak minum), makan banyak, minum habatussauda, minum suplemen ASI. Ya cara-cara itu cukup berhasil bikin ASI aku berproduksi (meski jumlahnya sedikit sekali). Cuma, permasalahannya yaitu tetap, anakku nggak bisa-bisa dibelajari nyusu dari emaknya. Setiap kali dia berusaha nenen selalu lepas karena kebiasaan dia ngenyot dot yang lebih mudah daripada nyusu langsung di PD. 

Kadang aku iri, ada orang-orang yang makan minum biasa aja, tapi produksinya melimpah ruah. Terus terang, meski aku sempat saat semangat-semangatnya mengusahakan ASI ke anakku, PD ku nggak membesar seperti ibu-ibu lainnya. Ukuran PD ku sama seperti biasanya, bedanya ada produksi ASInya meski cuma netes-netes nggak sampe mancur-mancur...Makin lama anakku udah kebiasaan sufor, dan rasa percaya diriku sepertinya habis untuk bisa nyusuin Kunil. 

Sekarang, tiap liat status temen-temen di sosmed, atau liat temen-temen yang posting hasil pompaan ASI di freezer mereka. Rasanya hatiku sedih. Apalagi kalo ada statement-statement orang di sekelilingku yang bilang aku gak suka sayurlah, minumnya kurang lah, makannya kurang lah...yah mereka nggak tau apa yang sudah kuupayakan kemarin. Kalo sekarang aku jadi mulai kembali ke kebiasaan ngawurku yang jarang makan, jarang minum, banyak kopi, jawabannya satu, aku sudah nggak punya nyali lagi buat kembali mengusahakan ASI anakku.

Hari ini aku baca artikel tentang relaktasi...mulai minggu depan setelah situasi memungkinkan, aku pengen nyoba relaktasi sama ahli laktasi. Yah bismillah aja ini upaya terakhir yang pengen kutempuh buat Kunil. Terus terang, meski banyak ibu-ibu yang milih pake sufor tanpa ada perasaan guilty ke anaknya, tapi aku sangat merasa bersalah dan nyesel setiap kali liat anakku ngedot sufor.

Ayah nakal, Daniel tampol

Yah semoga keadaannya makin kondusif dan mendukung buatku relaktasi...semoga usaha berikutnya ini bisa diusahakan dengan maksimal, dan juga semoga aku lebih pede untuk nyusuin anakku setelah 3 minggu bersama dot dan sufor.

Selama relaktasi, AFEX bakal libur sampai program ramadhan...hehehe...apapun akan diusahakan untuk Kunil-ku

Wish me luck ya

Senin, 03 Maret 2014

3 Maret 2013 – 3 Maret 2014, dan ketiganya telah pergi...



Genap setahun seorang anak perempuan yang selalu berharap jadi bocah selamanya, aku, belajar jadi seorang wanita. Wanita dewasa yang mengikatkan janjinya pada seorang pria bernama Muhammad Fahmi.

Tulisan ini bukan kisahku, bukan kisah tentang kami. Astri dan Fahmi. Tulisan ini memutar kembali kenangan tiga orang, yang setahun lalu datang dengan bahagia di acara pernikahan kami, tapi kini telah pergi selamanya. Bapak Mustafa, Pakde Aries, dan Nenekku, Nenek Suryani. 

Disinilah aku tahu, dunia ini hanya tempat berjumpa, perjumpaan yang sekejap sekaligus tempat mengucapkan selamat tinggal, untuk kembali bertemu lagi, atau selamat tinggal untuk selamanya.

17 Desember 2013, Bapak Mustafa, seseorang yang kupanggil Bapak baru dalam hitungan bulan, meninggal karena komplikasi setelah hampir setengah tahun berperang dengan penyakit yang menggerogoti tubuhnya yang dulu tinggi besar. Masih teringat saat terakhir kali Bapak bicara padaku di telpon saat sedang kritis, beliau bilang “Maafkan Bapak” dan “Bapak minta cucu”. Belum sempat Bapak melihat cucunya lahir, Bapak sudah berpamitan duluan pada kami semua. 

Bapak - Mamah


Sungkem Bapak
20 Februari 2014, Pakde Aries, pakdeku yang selalu kuanggap seperti Bapakku sendiri. Meninggal karena serangan stroke untuk yang ketiga kalinya. Kenangan terakhir pakde adalah ketika aku berkunjung ke rumah pakde di Surabaya pada bulan Mei 2013, dan pakde saat itu bilang padaku dan fahmi. “Kapan-kapan kalo Pakde sekeluarga makan-makan sama mas-masmu (mas Adit dan mas Iok), nanti kamu dijemput di kos-kosan ya”. Ibuku selalu bilang padaku, sering-sering nyambangi Pakde Budhe di Ketintang karena mereka sangat sayang sama kamu, seperti anak mereka sendiri.

Pakdeku yang sering ngajak jalan-jalan sewaktu aku kecil
2 Maret 2014, Nenekku menyusul pergi untuk selamanya karena serangan stroke. Padahal 2 minggu yang lalu, Nenek masih sempat ngobrol di telpon dan bilang kalau nenek sehat-sehat saja. Setahun yang lalu, di tanggal 4 Maret 2014, terakhir kali aku memegang dan mencium tangan nenekku. Aku berpamitan hendak ke Surabaya mengikuti Fami, dan aku berjanji sesegeranya ada kesempatan, aku ingin mengajak suamiku ke rumah nenek di Tanah Abang untuk bertemu keluarga besar Bapak. Tapi janjiku belum lunas sampai saat ini pada nenek, kesempatan itu belum datang juga hingga nenek pergi kembali pada Allah.

Nenek-nenekku...

Nenekku yang pinter masak dan bikin kue

Kenangan paling manis dengan nenekku adalah saat aku merantau di Jakarta dan berkunjung ke rumah nenek suatu hari, nenek saat itu masak ayam goreng. Jumlah ayamnya cuma 4 potong, sedangkan jumlah penghuni di rumah nenek ada banyak. Ketika hendak makan rasanya aku tak tega, kalau kuambil 1, sisanya tinggal 3. Nanti yang lain makan apa? kutanya Nenek. Nenek menjawab, “Udah astri makan aja nggak papa, yang lain biasanya dimasakin nenek tapi jarang dimakan, sukanya beli di luar”. Nenekku pintar masak, ayam gorengnya enak, seperti buatan ibuku. Saat itu kupikir, rugi sekali mereka yang dimasakkan makanan seenak ini tapi malah beli makanan di luar dan aku jadi ingat pada diriku sendiri yang sering mengeluh bosan pada masakan ibuku. Padahal, ketika kita jauh dari rumah, tidak ada yang bisa menggantikan rasa rindu pada makanan buatan Ibuk. Orang yang paling kusayang.

Itulah hidup, kadang hidup memberiku begitu banyak, tapi suatu saat hidup mengambil dariku begitu banyak. Sampai disaat kita kehilangan, baru kita merasakan penyesalan. Menyesal kenapa tidak segera memaafkan, menyesal kenapa jarang memperhatikan, menyesal karena tidak mau mendengarkan, menyesal karena pernah melukai, menyesal karena berjanji dan belum menepati atau sejuta penyesalan lainnya. Sayangnya, menyesal selalu di saat yang sudah begitu terlambat...

Malam ini, di tengah sakit punggung dan tidur yang semakin tidak nyaman, penyesalan itu tiba mendadak mampir di dalam perasaanku. Penyesalan yang di masa lalu tidak begitu digubris, tapi di hari ini begitu menyayat-nyayat hati. Mungkin karena setahun lalu di tanggal yang sama, hanya ada perasaan bahagia dan rasanya semua berlalu begitu saja karena hari ini aku merasakan kehilangan yang menyakitkan. Kadang aku berharap pada kebersamaan yang abadi, tapi di sisi lain aku tahu, Allah-lah satu-satunya keabadian. Kami hanya numpang bertemu karena perjodohan dan takdir, kemudian juga berpisah karena habis perjodohan dan takdir.

Sisa kenangan melankolisku bersama mereka mungkin tidak bisa terulang. Tapi aku percaya, rasa sayang yang luar biasa yang akan mendekatkan hubungan batin. Entah kau berada di langit lapis kesekian, cinta bisa memancarkan radiasinya tanpa batasan dimana kehidupanmu dan mereka berada. 

Ya mungkin besok pagi aku bangun dengan mata yang bengkak dan seisi rumah bertanya kenapa kok bendol matanya? 

Biar saja

Kubiarkan seisi dunia ini tahu, malam ini ada kejujuran tentang sebuah penyesalan, ada air mata karena kehilangan, dan ada rasa sayang yang belum sempat disampaikan...

Selamat jalan Bapak, Pakde, Nenek...maafkan Astri...

Astri sayang Bapak, Pakde, dan Nenek...sayang sekali. 

Rasa cinta itu terasa menyakitkan ketika kita belum sempat mengungkapkannya...