Selasa, 23 Agustus 2011

Promo Promo...

Haiii kawan-kawan...

Trimbil ingin mempromosikan sesuatu

MOnZa adalah sebuah nama yang suatu hari menjadi nama restoranku nanti (amiiin)
Berhubung saya belum punya bangunan yang berdiri kokoh untuk menjadi sebuah restoran bernama MOnZa, jadi aku akan mempromosikannya secara online dulu...

Tanggal 28 Agustus 2011 saya pulang ke Malang, saya pengen menawarkan
Paket Pasta Italiana
buat lebaran yang terdiri dari 2 macam pilihan yaitu :

Garfield's Lasagna
(Lasagna saus bolognese dilapisi white sauce dan ditaburi keju cheddar quick melt)

atau

Jesse Mac and Cheese
(Baked macaroni and cheese)

Masing-masing berukuran 20x20x4cm di wadah alumunium foil
Harganya Rp 150.000,00 per loyang
Saya memakai bahan kualitas utama, dijamin Yummy...


Pemesanan di Malang mulai tanggal 28 Agustus 2011 dan menerima order sampai pertengahan September. Maklum MOnZa kan benernya dirintis di Jakarta...hehehe...
Kalo pemesanan 2 loyang aku diskon jadi Rp 275.000,00 dan aku antar sampai tempat kita janjian...hoho...
Tapi kalo pesen 1 loyang, aku anter di tempat yang aku tentukan...


Terima kasih

Kutunggu pemesanannya yaaaa.........................!

Oiya aku juga menerima pemesanan Pannacota (Puding ala Italiana) dan Tiramisu tapi informasi selengkapnya tentang kedua produk itu masih menyusul....Oke oke oke...

Contact Me :
Astri
0852 5934 6534
atau
Pin BB 248FF665


Senin, 22 Agustus 2011

Tiramisu.... TirAi-Miss-U....

Dulunya aku berpikir, kalo tiramisu cake itu berasal dari Jepang...dan ternyata aku salah. Tiramisu adalah kue asli Italia yang baru populer 30 tahun terakhir. Anna Maria Volpi menyebutkan bahwa kita tidak bisa menemukan resep tiramisu ini di old italian cookbook. Ia pertama kali menemukan resep tiramisu adalah pada tahun 1985-an.
Tiramisu

Ciri khas dari kue Italia ini adalah kombinasi rasa keju dan kopi yang kuat. Dasar dari tiramisu adalah ladyfingers atau savoiardi yang dicelup dalam larutan kopi. Kemudian secara berlapis-lapis bergantian disusun dengan zabaglion (sabayon) atasnya ditaburi coklat bubuk. Hmm....Menurut resep asli, biskuit ladyfinger nggak dicelup dalam alkohol (cuma di larutan kopi aja) tapi banyak orang yang mencelupnya dalam larutan kopi dan alkohol (misal rum, cognac atau marsala wine). 
Ladyfingers

Strong Espresso buat celupan savoiardi

Hari ini aku bikin tiramisu di Imperial Cooking School. Cooking is about creativity...jadi sekalipun konsep tiramisu adalah seperti yang aku sebutkan diatas, tapi nggak menutup kemungkinan kita mengkombinasi atau mengganti bahan. Di Imperial Cooking, beberapa bahan pembuat tiramisu diganti, misalkan ladyfinger diganti sponge cake. Larutan kopi diganti campuran antara gum syrop dengan pasta macchiato. Fillingnya yang biasanya menggunakan mascarpone cheese, diganti dengan sour cream dan cream cheese (mascarpone cheese mahal soalnya...)
Tiramisu Gue...mletot mletot

Mengingat bahaya bakteri salmonela di dalam raw egg, maka Anna Maria menyarankan untuk menggunakan metode bain-marie untuk membuat zabaglione dan ditambah dengan whipped cream. Metode bain-marie adalah metode memasak tidak langsung alias dengan double boiler. Jadi kuning telur yang dikocok dengan gula (zabaglione) tidak langsung bersentuhan dengan api, tapi ada perantaranya yaitu panci berisi air mendidih.

Metode Bain-Marie

Metode yang kupelajari hari ini masih menggunakan metode klasik. Jadi mengocok putih telur dan gula dalam satu tempat, kuning telur dan gula dalam satu bowl, cream dan gula dalam satu bowl, dan sour cream+cream cheese+gelatin dalam satu bowl...semuanya akan dimix jadi satu untuk filling tiramisu. Aman nggaknya dari si salmonela, ane kagak tahu..hihihi....bismillah aja dah...

Sejatinya, bentuk tiramisu adalah bunder. Tapi sekali lagi, cooking is about art...presentasi yang menarik adalah bagian dari kreativitas dan seni pembuatnya. Jadi, bisa dimodifikasi dengan beraneka macam model penampilan. Mau kotak, ditaruh di gelas tinggi, di alumunium foil, atau dibuat bulet kecil-kecil...Up to us...!!!


Pake gelas juga lucu

Bagus yaaa.......?

Tahukah kalian bahwa arti dari 'Tiramisu' adalah
Pick Me Up

Jakarta, 22 Agustus 2011
23.57
-Love-
Astri

My Massive Days, Day 2 : Xiao Po, Onde-Onde dan Beasiswa ADS

Kadang, ketika sedang banyak waktu luang, nggak ada pekerjaan yang bisa dilakukan akibat semua pekerjaan yang bisa dilakukan udah diselesaikan semua. Tapi,
sewaktu kita sedang dihimpit waktu. Rasanya waktu berjalan sangat cepat dan seakan selalu kurang bagi kita untuk bisa menyelesaikan satu pekerjaan.

Sabtu, 20 Agustus 2011
was my massive day

Aku harus pergi ke Depok dan menginap di rumah Papa karena aplikasi beasiswa ADS yang deadlinenya tanggal 26 Agustus 2011 belum diselesaikan dan diperiksa oleh Papa. Padahal masih banyak isian yang kosong atau isian yang kutulis dengan pengawuran tingkat tinggi. Jadi tugas pertama adalah menyelesaikan aplikasi beasiswa plus proposal research... Papa emang jago urusan research karena Papa adalah peneliti. Tanpa dorongan dan support Papa sepertinya nggak mungkin aku bela-belain beasiswa master sampe sebegitunya. Tugas #1

UoW, sekolah Pak Dekan Gugus Irianto dulu...
UoW
University of New South Wales, pilihan kedua




Disaat kita sedang banyak pekerjaan, maka yang sering terjadi adalah munculnya tugas-tugas baru yang sama pentingnya. Tiba-tiba jumat sore, si Emak nelpon aku dan bilang kalo Bude Dina mau pesen onde-onde buat hari minggu sebanyak 150 biji, seharga 1500 Rupiah. Nah lo, sapa yang mau nolak proyek onde-onde segitu? Selain juga memenuhi permohonan Tante Dina, kalo aku berhasil bikin onde-onde yang oke, aku bakal bisa mempromosikan onde-ondeku disini. Rencananya aku akan bikin isian kacang hijaunya di Depok hari Sabtu, dan besok pagi-pagi aku langsung pulang ke Rawamangun dan nyelesaiin pesenan Onde. Tugas #2

Onde-onde nya Trimbil...Bagus ya?
Nah, ketika ada beberapa tanggung jawab yang harus dilakukan sekaligus, biasanya disisipi ma godaan. Eh, si Ketua Aji dan Papa ngajakin nonton Kung Fu Panda jam 3 sore, padahal aplikasi belum selesai dan isi onde-onde belum dibuat. Malahan saat itu belum nemu kacang hijau kupasan. Ketika nemu kacang hijau kupasan di Hypermart, harganya kok 2 kali lipat dari yang di pasar. Haiiiih...biar wis. Karena keburu nonton kungfu panda, kacang ijonya aku rendam di baskom (sampe bela-belain beli baskom segala). Jadi selama nonton Kung Fu Panda aku merendam kacang hijau di mobil, karena prosesnya memakan waktu 2-3 jam untuk merendam. 
Godaan #1 Nonton Kung Fu Panda

Kungfu Panda 2...Luuuucuuuu

Xiao Po - Mirip si Tambun
 Sepulang nonton ada godaan lagi, yaitu buka puasa di luar. Kita berlima akhirnya memutuskan untuk makan di Sate Khas Senayan waktu berbuka dan sampai di rumah pukul 8 malem. Huaa...
Godaan #2 Makanan

Sampai Depok.....
Ngerjain isi onde-onde sampai jam 10.30 malem dilanjutkan dengan menyelesaikan aplikasi lamaran ADS sampe jam 00.30

Dan aku memiliki 2 asisten untuk meng-under-under kacang hijau (sebenarnya ada 3) yang pertama adalah Dr. Teguh Triono, peneliti puslit LIPI dan yang kedua adalah pejabat BUMN, Ketua Aji Prasojo. Kapan lagi bisa memerintah para pejabat penting.... Asisten ketiga ngambil cuti karena bayinya udah mengantuk...hihihi

Asisten #1 Papa Teguh
Asisten #2 Ketua Aji
Asisten #3 Tante Iin


Benar-benar tantangan di bulan puasa yang cukup melelahkan

Love

Astrimbil

Btw ini aku dan gigiku 2 tahun yang lalu.
Bentar lagi kawatku mau dilepaaaaas....Horeee


Minggu, 21 Agustus 2011

My Massive Days, Day 1 - Slebor dan Sushi

Lebaran sebentar lagi...pikiran udah ada di Malang melulu... seminggu sebelum lebaran masih banyak yang harus kuselesaikan...dan beberapa hari ini, sejak Jumat kemarin adalah hari-hari 'gedebugan' ku...hehehe....

Jumat sore, berencana ke Depok, ke rumah Papa di Depok untuk menyelesaikan urusan lamar melamar beasiswa Australia Development Scholarship untuk program Master...sebenarnya aku pengen ngambil Master of Gastronomy..hihihi...terus terang kadang aku juga masih belum yakin apa ini yang kupengen...tapi Papa bilang coba aja, kali ja bisa dapet dan ketika udah disana (Aussie) bisa menemukan banyak pengetahuan dan pengalaman seputar culinary. Okee.....

Tapi, rencana berubah karena aku mau nyambangin Tanteku di Cileduk...Tante Dewi tercinta... dan dijemputnya aku di Masjid Agung Al Azhar Senayan. Tante Dewi harus menyelesaikan beberapa urusannya di Pondok Indah Mall (PIM) dan aku menemani Tanteku.......Eeh....setelah urusan selesai, Tante ngajakin aku ke salon Irwan yang terkenal jadi salon jujugan para artis...kukira tante mau potong rambut, tapii ternyata....Tante Wi mau motongin rambutku di hair stylist langganannya, Andy...yang udah kerja di Salonnya Irwan bertahun-tahun lamanya.
Tantenya Trimbil, Tante Wi yang cantik

Entahlah, potong rambut bagiku adalah momen menegangkan, karena tiap kali aku potong rambut di Jakarta. Aku selalu was was ma tukang potongnya, dan dua kali aku potong rambut di Jakarta berakhir dengan penyesalan mendalam akibat SALAH POTONG....Huaaa.....tapi kali ini... wiii.... bener kata Tante Wi, aku pasti keluar salon dengan senyam-senyum...hihihi...meski rambutku dipotong pendek, tapi berkesan feminin...and I LOVE THAT...I love the hair cut but did't love the bill....hehehe.....(Terima kasih tak terhingga Tanteku, atas pengalaman potong rambut hari ini)


Setelah potong...akhirnya waktu berbuka tiba...dan Tante Wiii ngajakin aku ke tampat makan favorit kita. SUSHI TEI....

Sushi Tei Pondok Indah

Salah satu restoran sushi yang digemari di Jakarta adalah Sushi Tei...di restoran itu kita bisa memilih mau duduk di sushi bar atau di meja biasa. Perbedaannya, kalo di sushi bar, kita bisa ngambil-ngambil sushi di ban berjalan...hii seneng banget ngeliat sushinya muter-muter di depan sushi bar dan kita bisa langsung comot comot...
Nah ini sushi bar-nya..Btw, chef sushinya cakep-cakep lho...(^_^)

Waktu itu jam 5 sore dan kita udah nulis nama di antrian. Antriannya panjaaaang banget...buju buneee kita ngantri hampir 2 jam....waktu berbuka jam 6 malah makin padeet pengunjung...alhasil kita harus nungguin giliran sampe jam 7 malem. Kita pesen tempat di sushi bar, akhirnya harus di table biasa karena sushi bar nya full....fiuuuuuh.....

Akhirnya kita langsung mesen membabi buta, Tante wi pesen crispy roll 2 piring, salmon salad 1 mangkok, salmon sashimi 1 piring, aku ngambil 2 piring sushi fusion entahlah namanya apa dan kita berhasil minum bergelas-gelas ocha dingin...Sampai mabok sushi....



Hal yang paling kusuka dari makan bareng Tante Wi adalah...sesi makan sambil curhat... di kota yang jauh dari orang tua dan jauh dari sahabat-sahabatku... tempat curhat adalah Tante Wi. So, sambil curhat selalu sambil makan...hmm...artinya jangan sering-sering curhat, curhat bisa menyebabkan kegemukan...hihihi...

Akhirnya pulang ke Cileduk sampai dirumah jam 12.00 malem...gue bener-bener jadi warga Jakarta

Alhamdulilah, ketika aku jauh dari keluarga dan rumahku. Ada keluarga lain yang selalu membahagiakan aku lahir dan batin di Jakarta....

Alhamdulilah....

The End of Massive Day 1

Jakarta, 19 Agustus 2011

Sudut Tunggu

Temaram malam kelam dihias kelip bintang bersama mega yang menghitam. Di tempat ini aku selalu menyepi, sudut toko ini sekiranya bosan. Setiap kali kami bersua, aku hanya membawa segelas kola. Mengirit bukan berarti pailit, menghemat tidak berarti aku ketat.

Segelas kola menemani diriku di ruang bersuhu 18 derajad, kota yang penuh sesak dengan emosi jiwa dan tekanan darah memuncak manusia-manusianya seakan membuat tempat sejuk dan dingin menjadi sebuah jujugan dan kewajiban setiap aku pulang. Sudut favoritku.


Kudinginkan otak dan hatiku yang berjam-jam berteman dengan panasnya kompor dan disulut dengan kobaran api yang menyambar wajan yang ditetesi brandy dan cognac. Membakar alkohol hingga lidah-lidah api memuncak dan membelai kedua pipiku hingga merona merah.

Aku melamunkan hal-hal yang tak perlu, mendengarkan lagu-lagu tak bermutu dan memikirkanmu dalam fantasi abstrak yang tak mungkin kuraih tapi selalu kunantikan. 

Cahaya nila diseberang jalan, suram tapi indah, diiringi bisingnya kendaraan yang makin membuatku jemu. Di kursi tinggi ini aku sendirian, menenggak kola yang selalu kubayangkan seolah segelas whiskey. Aku selalu ingin merasakan sensasi mabuk ketika aku merindukanmu. 

Aku ingin mabuk dan melambungkan jiwaku dibawah alam sadar. Agar aku tak perlu selalu menyimpan kata dalam hening, agar aku percaya dan berani membela takdirku sendiri.


Cicak di kaca depanku menyapa sambil menjulurkan lidahnya, padahal nyamuk-nyamuk tidak mendekati dan menggodanya. Mungkin si cicak tergiur melihatku menyedot sisa-sisa kola dan menggerus es batu yang mengendap di dasar gelas kaca dengan gigi gerahamku.

Kaca di depanku merefleksikan siapa saja yang keluar masuk toko ini. Ajaib...aku bisa bercermin melihat wajahku yang loyo dan kusut sambil menerawang jalanan di depan yang senantiasa macet. Mungkin saja sekelibat bayangmu yang selalu kurindukan melintas diatas batasan nyata dan dunia supernatural.

Jika jam menunjukkan pukul 11 malam dan aku tidak segera beranjak pulang, pelayan toko ini sering memasang muka masamnya. Mungkin kesal, atau muak. Ketika ia mulai memberikan tanda untuk segera mengusirku keluar, aku segera beranjak karena aku harus segera pulang untuk menyambut esok hari.

Jam 11 tepat aku keluar dan berjalan tanpa semangat untuk bertemu bantal dan guling di studio apartemenku. Setiap hari, aku memandangmu di samping tempat tidurku, foto dirimu yang pergi 12 tahun yang lalu...yang meninggalkan aku tumbuh sendirian tanpa perlindungan dan kasihmu. Kau yang selalu membuatku menangis ketika aku mengingat detik terakhir kita bertemu, yang tidak sempat menciumku dan berpamitan. Pergi begitu saja.


Aku selalu pergi ke sudut tunggu itu dan berharap, ketika aku pulang dan melintasi kejamnya dunia malam, kau kan menggandeng tanganku, tersenyum padaku dan berkata
"Kuatkan hatimu cucuku..."

Mengenang 12 tahun Mbah Kung pergi dari sisiku dan hidup damai di langit ketiga...
19 Agustus 1999-19 Agustus 2011...

-My Eternal Love-

Jakarta, 19 Agustus 2011

ASTRI

Kamis, 18 Agustus 2011

Vulnerability - Kerapuhan

Secara nggak sengaja, sepulang sekolah, aku setel TV di lantai 2 dan kebetulan sedang menayangkan The Glee Project...

Bagian yang membuatku terharu adalah, ketika Dot-Marie Jones (pemeran Coach Beast di Glee) muncul sebagai coach peserta Glee project dimana tema saat itu adalah Vulnerability atau Kerapuhan...

Dot bercerita tentang sisi vulnerable-nya adalah dia harus menerima kenyataan bahwa dia berbadan besar bongsor layaknya seorang laki-laki, banyak orang yang memanggilnya dengan sebutan "Bapak" padahal dia sebenar-benarnya seorang wanita sejati dan julukan itu sangat melukai hatinya. Ketika ia memerankan coach Beiste di Glee, perannya tidak jauh dengan kehidupan nyatanya. Pernah diceritakan pada suatu episode, Coach Beiste menangis di depan Will Schuester karena seumur hidupnya dia belum pernah dicium, tidak ada laki-laki yang menyukainya karena kekurangan fisiknya. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia hanyalah seorang wanita biasa yang juga menginginkan untuk dicintai dan mencintai...dan Dot bilang, air mata itu adalah air mata sesungguhnya...dan ia telah melalui masa-masa rapuhnya itu.

 
Dot-Jones, sumber : Wikipedia
Kemudian, ada salah satu peserta Glee Project bernama Matheus. Dia adalah seorang warga Brazil yang pindah ke Amerika Serikat untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai tinggi badannya. Matheus sangat pendek, atau dalam bahasa Indonesianya adalah (maaf) cebol. Tapi dia adalah salah satu peserta yang sangat saya kagumi, mengapa? karena ia mampu bangkit dari kerapuhan hatinya bahwa menerima kenyataan pahit bahwa ia akan bertubuh pendek seumur hidupnya tidak menghalangi Matheus untuk memperjuangkan hidupnya, dan musik adalah dunia dimana ia bisa bangkit tanpa harus mempedulikan keterbatasan yang ia miliki.

Matheus

Hmm...and I'm thinking about my vulnerability...
"Saat kau mencari jati dirimu, siapa dirimu sebenarnya, kemana kau ingin pergi, bagaimana kau ingin membentuk dirimu, apa yang ingin kau lakukan untuk hidupmu, dan bagaimanakan kau memaknai kehidupan dari sudut pandangmu"
 "Saat kau memiliki impian yang tidak bisa kau genggam seketika dan perjuanganmu menuju kesana begitu beratnya sampai-sampai kau berani mengambil risiko yang begitu besar yang taruhannya adalah masa depanmu sendiri, tidak ada yang bisa kau andalkan selain dirimu dan usahamu"
"Saat kau merasa kurangnya dukungan dari mereka yang kauharapkan akan mendukung sepenuhnya pilihan yang kau ambil, beberapa orang menganggapmu kurang masuk akal, beberapa lain ingin memilihkan jalan yang menurut mereka baik untukmu, tapi dengan keras kepalanya kau tetap bertahan pada satu pilihan itu"
 "Saat kau harus menabah-nabahkan dirimu ketika hatimu yang dikecilkan dan sedang bersedih, kau tetap bertahan dan menyabarkan diri. Kau tahu Tuhan tidak ingin menyakitimu, Dia hanya menguji seberapa kuat hatimu ketika kau sendirian, Dia sedang mempersiapkanmu untuk kegembiraan yang tak kau sangka di masa depan"
"Saat kau harus menerima kenyataan bahwa seseorang yang kau cintai bertahun-tahun tidak memiliki keinginan untuk mencintaimu, dan kau tetap memiliki kesetiaan untuk membahagiakannya tahun-tahun berikutnya. Entah bagaimana dan mengapa kau tidak memiliki alasan untuk tidak mencintainya hari demi hari dan dengan keterbatasan yang kau miliki, kau masih akan menyisihkan waktumu jika ia membutuhkanmu di sisinya"
"Saat kau harus pergi jauh dari rumahmu, dan dengan keterbatasan harta di dompetmu kau terus maju dan berusaha berdiri sendiri. Berusaha menenangkan dirimu dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja"
"Saat orang-orang di sekitarmu memiliki kedudukan dan karir sementara dirimu masih mencari-cari impianmu. Ketika kau bertemu mereka kau merasa kau bukanlah siapa-siapa dan tidak memiliki apapun untuk kau banggakan, kemudian kau selalu ingat bahwa kau berjuang bukan untuk sekedar materi penyambung nyawamu, kau berjuang untuk hidup yang lebih bermakna sesuai dengan yang kau harapkan. Kau yakin kau pun suatu saat akan menjadi seseorang apabila kau tetap konsisten berusaha."
"Saat kau merasa bahwa kau hanya berjarak satu langkah mendekati pintu yang akan membukakanmu pada lorong impianmu, dan ketika kau sudah tepat berdiri di depannya ternyata pintu itu masih terkunci dan kau masih harus mencari dimana kuncinya berada. Kau tak tahu dimana, tapi kau terus mencoba banyak kunci untuk membuka pintu menuju impianmu itu"
"Saat kau merasa sendirian dan membutuhkan teman, kemudian kau ingat bahwa di dekatmu ada beberapa sahabat yang dahulunya kau titipkan sebagian hatimu kepadanya. Kemudian ketika kau bertemu, tidak disambutnya pelukanmu dengan hangat. Kau sangat terkejut betapa waktu telah merubah dia, dan peradaban yang berbeda menghilangkan sedikit sayangnya padamu. Kau sekarang bukan yang dirindukannya, meski dahulunya kau selalu datang ketika dia membutuhkan bahumu, kau yang dirindukannya ketika orang-orang baru belum menerimanya." 
Baiklah... pasti beberapa dari kita pernah mengalami masa-masa rapuh yang menyebabkan kita merasa terpuruk, merasa dunia ini tidak mengakui eksistensi kita.
A L O N E

Dot merasa rapuh karena keterbatasan fisiknya membuat dia dihina atau dilecehkan orang lain, namun ia berhasil bangkit dari peristiwa yang merapuhkannya dan membuktikan bahwa dia adalah seorang atlit sekaligus aktris yang berhasil. Ketika dia fokus pada sesuatu yang ia sukai, mengabaikan sesuatu yang tidak dia sukai, dia mampu mengangkat dirinya sendiri menjadi lebih baik.

Dengan keterbatasan fisiknya Matheus mungkin pernah merasa ia tidak akan berhasil di dunia musik, dunia yang dia sukai, dimana dia bisa mengekspresikan dirinya tanpa harus menjadi orang lain. Mungkin dia pernah rendah diri karena kebanyakan aktor maupun penyanyi, selain ditunjang dari bakat, juga didukung oleh kesempurnaan fisik. Orang-orang yang bertemu dengannya mungkin akan mencibir atau memandangnya sebelah mata, namun ia berhasil membuktikan pada dunia bahwa ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan bakat yang luar biasa. Ia bangkit dari masa rapuhnya...

Maka, segera bangkitlah dari kerapuhan hatimu...karena kerapuhan hati itu sejatinya hanya bagian dari perjalanan hidup yang dihadiahkan Tuhan untuk kau kalahkan. Jangan biarkan hatimu rapuh karena dirimu  sendiri atau orang lain, karena nasib atau keadaan, karena sejatinya  

"Orang yang kuat itu adalah orang yang mampu bertahan dan menyabarkan diri ketika sedang dikecilkan dan bersedih (Mario Teguh)"

-Love-
ASTRI

Rabu, 17 Agustus 2011

KOPI

Analogiku mungkin kelihatan begitu dangkal dan terkesan meremehkanmu. Tapi tahukah kau bahwa kopi adalah candu paling sakti untuk membunuh semua perasaan jemuku. Setiap bilangan hari diisi oleh dua cangkir kopi, dua kali sehari aku selalu menantikan waktu untuk bertemu denganmu, meski hanya sebagai bentuk metafora antara dirimu dan kopi.

Kau dan kopi memberi fatamorgana yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang orang lain, hanya aku dan indera keenamku yang mampu mendeskripsikan dan memandangmu dari sudut hati. Orang menganggap semua yang terlihat hitam selalu gelap, dan yang berwarna putih selalu terang. Hiraukan mereka karna mereka tak pernah tahu bahwa kalian menyimpan sejuta warna dengan sensasi yang berbeda. Tanyakan padaku maka akan kuceritakan warna-warnimu dalam secangkir kopiku.



Secangkir kopi mampu membuatku rindu setengah mati ketika aku tak memiliki waktu untuk menikmatinya saat dinginnya sore datang. Memang rindu adalah salah satu efek candu yang begitu menggangguku. Kau mungkin saja tersenyum, tanda kemenanganmu, karena berhasil mempermainkan aku dalam perasaan itu. Saat perasaan itu datang dan aku tak berhasil menemukanmu, kau pasti semakin puas karena mengetahui aku akan melakukan segalanya untuk bertemu dengan hangatnya uap dan aromamu.

Tidakkah kau ingin bertanya padaku mengapa aku lebih memilih kecanduan satu cangkir kopi seharga seribu rupiah dibanding dengan sekotak rokok senilai sepuluh ribu rupiah? Bilangan angka tidak mampu memberi alasan tepat mengapa aku telah jatuh hati padamu. Sekalipun kau berharga sepuluh kali lebih murah, aku tidak menemukan sensasi rasa deg-degan yang membuat seluruh tubuhku merah merona ketika aku menghisap batangan-batangan rokok. Sensasi itulah yang kucari-cari, dan hanya secangkir kopi yang mampu memberiku titik tertinggi kepuasan lahiriah dan batiniah.


Kecewaku datang ketika perlahan-lahan isi cangkirku menyusut, padahal rasa kangen itu belum terobati sepenuhnya. Sedang aku harus menahan perasaan menggebu untuk selalu bersua denganmu pagi dan sore, siang dan malam berikutnya. Aku menyesal mengetahui bahwa di bungkusanmu tertera anjuran “2 sachet cukup untuk menemani hari Anda”. Hingga aku mengutuk takdir karena pernah mengenalmu hingga aku ketagihan seperti sekarang dan tidak lupa memaki perusahaan kopi karena membatasi waktuku menemui dirimu dengan anjuran yang tidak penting.

Jika kesempatan itu memang sangat terbatas untuk kudapatkan, jangan cepat-cepat habis meninggalkan aku dalam kekosongan dan kehampaan ampas hitam yang kau tinggalkan di dasar cangkirku yang dangkal. Temani aku beberapa detik lebih lama dengan perasaan-perasaan bahagia yang kau beri ketika aku merasakan setiap tegukan dirimu yang manis, sekaligus pahit. Ketika kita bersanding berhadap-hadapan, bertatap mata dan bercerita dari hati.



Aku yang sendiri, dan dirimu sebagai kopi, teman kesendirian.

NB : Ditulis untuk seseorang yang setahun terakhir selalu membawa crayon berwarna-warni untuk mewarnai pemandangan indah di lembaran buku gambarku.

Malang, 19 November 2010

Selasa, 16 Agustus 2011

My MOnZa Project...

Hampir 2 bulan di Jakarta, dan melamar-melamar kerjaan akuntansi dan kuliner (dengan sedikit nekat tanpa ijazah apa-apa), ternyata Tuhan belum mempertemukan aku dengan pekerjaan yang jadi jodohku. Aku berpikir...gimana caranya aku bisa survive disini, tanpa harus berharap banyak dengan ketidakpastian. Ketidakpastian pekerjaan tetap, ketidakpastian kondisi keuangan dan ketidakpastian aku dapet beasiswa kuliner ataupun beasiswa lainnya...

Hanya ada satu hal yang bisa kulakukan untuk mengisi kekosongan waktu, yaitu mencoba memulai usaha kecil-kecilan...entahlah...dengan sedikit ketakutan, aku merasa pada tahap ini aku harus maju terus dan menabrak semua rasa takut, khususnya rasa takut gagal, dan pikiran-pikiran negatifku yang lain...

Pada tahap ini aku mengakui kekagumanku yang luar biasa kepada ibuku di Malang. Ibuku sejak dulu selalu berani memulai, Ibuk pernah buka warung yang lariiis banget meski hanya sebatas melayani orang-orang di sekitar komplek...Ibuk gak pernah gengsi jualan meski dulu cuma jual pecel, urap-urap, rempeyek, rujak cingur... makanan yang dianggep orang makanan kampung. Ibuk gak pernah gak ramah dengan semua pembeli-pembelinya, dan satu hal yang aku salut kepada Ibuku, saat itu, waktu kondisi keuangan masih baik sekali, Ibuk gak malu punya warung sederhana walau sebenernya gaji Bapak alhamdulilah sangat cukup tanpa harus Ibuk berwirausaha....


Ibuku Tercinta
Akhirnya...aku memutuskan untuk memulai satu langkah. Aku harus bisa seperti Ibuku...karena hidup disini nggak bisa hanya menggantung harapan-harapanku pada perusahaan yang mau menerima dan memberiku kesempatan untuk menunjukkan kemampuanku pada mereka, atau menggantung harapan pada beasiswa yang belum pasti kudapatkan di tahun depan. Selain itu, disini Ibu keduaku yaitu Tante Wi, mendukungku sangat untuk memperjuangkan keinginanku berada di industri ini. Jadi, tidak ada alasan untukku menunda-nunda....

Impianku adalah, jelas aku menjadi seorang professional chef. Aku ingin ada di industri ini, menjadi professional. Jika ibuk bisa membuka warung sederhana, aku harus selevel diatas ibuk. Aku ingin punya restoran sendiri yang dari dulu selalu kuimpi-impikan bernama

MOnZa...

Konsep MOnZa adalah italian, sebenernya aku pengen restoran ini berkonsep fusion italian-indonesia. Meski aku belum menemukan konsep fusionnya seperti apa. Tapi, satu langkah kumulai dengan satu produk sederhana dan ucapan bismillah. Semoga Allah meridhoi jalan yang aku pilih dan merestui aku untuk berada di jalan ini sampai aku tutup usia nanti...

Oh iya...beberapa course yang aku ambil mempelajari masakan Italia...seperti lasagna dan pizza...(aku udah bisa bikin pizza sendiri loooo....) dan imajinasiku kadang menggila membayangkan gimana masa depanku dan impianku membangun MOnZa nantinya....hahaha...

Neapolitan Pizza (sebelum dipanggang)

Voilaa.....Neapolitan Pizza


Semoga Allah meridhoi usaha saya... Tunggu kehadiran MOnZa di suatu tempat, pada suatu hari, di suatu waktu...Insya Allah...

-Love-

ASTRI

Rabu, 10 Agustus 2011

Sydney Harbour

Dulu kita pernah berjanji, jangan pernah lupa atau melupakan, dan nanti suatu hari kita akan bertemu pada tanggal yang kita tentukan bersama dengan membawa bayaran untuk melunasi hutang-hutang kita selama berpisah 6 tahun. Ya, mungkin janji kita hanya menjadi tulisan tak berarti yang kau simpan dalam lemari, di sela-sela lipitan baju yang tidak menjadi favoritmu. Waktu akan membuang janji kedalam tong sampah menjadi kertas yang tidak lagi memiliki makna.

Janjimu masih kusimpan dalam sebuah kotak, bahkan ketika benda itu harus kugadaikan karena aku butuh uang untuk hidup di negeri ini, aku menebusnya dengan bekerja lembur di sebuah toko pastry di kota ini. Kota yang jauh dari pangkuan ibundaku, dimana pelukan gratis dan senyuman tulus keluargaku susah untuk kubeli, yang ada hanya memutar balikkan kenangan mereka dalam angan. Bukan benda itu yang berarti untuk kutebus, tapi janjimu, yang selalu kuhitung tanggal jatuh temponya di kalender samping tempat tidur apartemenku.


Aku tahu siapa yang meninggalkan dan melupakanmu, dan orang itu adalah diriku. Diriku yang selalu berusaha menutup kata selamanya dalam huruf-huruf yang kau tulis. Selamanya adalah ikatan waktu, yang menghubungkan hati, entah dalam bentuk apa perasaan itu. Tapi aku tak ingin selamanya terngiang diakhir kata kamu dan aku. Kala itu aku dituntun oleh egoisme dan rasa tak tahu diri, meninggalkanmu tanpa alasan dan perpisahan yang jelas. Kau marah? Kecewa? Aku tak ingin peduli, meski ketidakpedulian begitu menyiksaku dengan rasa bersalah pada tahun-tahun berikutnya.

Dirimu jelas tahu siapa aku, dan kata pun tak mampu menyembunyikan dusta paling jelas yang dihias dengan kenaifan seorang diriku. Mari kita berpura-pura tak tahu menahu. Persetan dengan perasaan, abaikan saja, seorang pemalu sepertiku seakan membisu ketika berhadapan dengan dirimu. Siapa sangka aku malu? Mungkin dirimu satu-satunya yang memiliki kekuatan untuk menundukkan keliaranku menjadi rasa malu.
Hari ini jelas tanggal jatuh tempo, dan kita akan bertemu pada satu tempat.

Sydney Harbour...


Entah kenapa kau memilih tempat ini 6 tahun lalu, diriku yang kala itu hanya bisa mengangguk-angguk tanda setuju dan tunduk pada keinginanmu. Mungkin kau mempercayai bahwa suatu hari aku akan berkelana ke kota ini, dan selamat kau benar...5 tahun aku hidup disini, kesepian ditemani impian-impian yang satu-persatu telah kutebus. Hanya impian tentangmu yang belum lunas.

Aku berharap kau akan datang, waktu mungkin akan banyak mengubahmu menjadi lebih bijaksana dan dewasa. Dirimu hanya berbentuk gambaran dalam benak, karena kita tidak saling menyapa selama itu. Deskripsi dirimu hari ini hanya berbentuk fantasi seseorang yang pernah satu tahun hidup dalam mimpinya bersamamu.

Seharusnya aku membawakanmu sesuatu, hmm...aku berpikir...aku rasa itu tidak perlu. Aku hanya perlu memakai pakaian kerja putihku, celana hitamku, sepatu pantofel...gambaran diriku saat ini. Bertahun-tahun diriku hidup sendiri di kota serba mahal, mencari jati diri dan tetap berambisi untuk mengejar mimpi, tidak kusangka di kota ini hari yang kutunggu tiba dan beberapa menit lagi aku akan bertemu denganmu. Mungkin...aku tidak akan banyak berharap.

Berjalanlah diriku di sisi pedestrian kota ini yang rapi. Senja tiba dan mendadak matahari ingin beristirahat, malam bersetubuh dengan kota yang penuh keglamouran semu. Lampu-lampu di sekeliling kota mulai dinyalakan, dan pelabuhan dipenuhi oleh kapal-kapal yang menepi. Aku bisa memandang gedung opera dengan lampu-lampunya yang indah, ah...tapi tidak ada yang bisa mengalahkan pemandangan indah dirimu di mataku.

Aku tak memiliki alamatmu, atau nomer telponmu. Tidak tahu bagaimana cara untuk memberitahumu tentang hari ini. Semua tentangmu sudah kulenyapkan 6 tahun lalu, dan bodohnya aku masih mempercayai jika kau akan menepati janjimu di tempat ini, berharap memulai yang baru. Kita berjanji bertemu pukul 8 malam...dan pada pukul 7 lewat 45 menit, aku sudah duduk di bangku tepat di depan pasar ikan yang selalu kukunjungi di pagi buta. Peter menyapaku dan bertanya kenapa diriku dengan tidak biasa datang berkunjung pada malam hari. Peter adalah nelayan baik hati yang selalu memberiku diskon ketika aku membeli tuna di pasar ikan.
2 jam aku duduk di pelabuhan...mulai gila dengan pemikiran-pemikiran aneh tentangmu. Bayangan tergila adalah kau sudah meninggalkan kehidupan yang absurd ini, jangan, aku tidak ingin kau mati sebelum aku menepati janjiku dan memohon maaf padamu. Aku tahu diriku yang konyol dan tetap berharap padamu, hanya orang bodoh yang percaya mencintai tanpa berharap balasan, dan itulah yang kubenci dari diriku. Aku selalu berusaha mencinta, tanpa ujung yang jelas, tanpa batasan yang disebut akhiran.


Bodoh, konyol, idiot...diriku mengumpat tanpa sasaran.

Menyesal karena aku pernah mengenal dirimu yang begitu sempurna dalam ketidaksempurnaan, dan ketika aku ingin pergi dari dirimu ternyata aku masih berharap untuk bertemu. Bertemu di tampat khayalan kita berdua saat itu, yang mustahil akan kau singgahi hanya karena janji pada seseorang yang tidak berarti untukmu.

Baiklah, janji itu kubuang ke laut. Biarkan saja para hiu memakan benda itu bersama janjimu di dalamnya dan membantuku untuk melupakan angan-angan bodoh yang kusimpan selama 6 tahun. Batang hidungmu tidak akan mungkin kulihat selamanya, atau mungkin kau telah memiliki kehidupan baru yang mampu menghapus diriku selamanya dari otak dan hatimu.

Begitulah aku, cukup kebodohanku tertuju karena menyukaimu. Kau adalah kesalahan terbesar yang tidak pernah sekalipun kusesali, namun hidup akan terus berjalan sekalipun aku tidak memiliki alasan untuk mempertahankannya. Bumi terus berotasi meski manusia berhenti bermimpi, senantiasa berevolusi mengelilingi matahari sekalipun manusia jatuh dan terhenti pada satu titik keputusasaan hidupnya.

Aku beranjak dari bangku dan berjalan menjauhi pelabuhan.

Tiba-tiba langkahku terhenti karena didepanku ada

Dirimu...

Yang selalu kunanti bertahun-tahun

Tanpa memedulikan perasaan siapapun di dunia ini

Kusambut pelukmu dan air mata rindu itu menetes satu persatu

Karena

Janji itu akhirnya

Telah kau lunasi

di


SYDNEY HARBOUR


(Somewhere over the rainbow, April 26, 2011)

All pictures are taken from the internet

Selasa, 09 Agustus 2011

Food Review #2 : Colorful Macaron.......!!!!!

Pertama kali jatuh cinta pada macaron adalah...waktu Callum Hann menang tantangan invention test di Inggris untuk bikin dessert dengan tema afternoon tea...
Callum and his Macaron

Macaron adalah kue kecil-kecil berwarna-warni yang dibuat dari meringue atau putih telur yang dikocok hingga mengembang terus dicampur dengan gula yang  dimasak dengan air sampai dengan suhu 120 derajad celcius. Kemudian meringue ini dicampur dengan almond bubuk dan icing sugar. Macaron biasanya diisi dengan berbagai jenis rasa filling. Konon, meski kecil, imut dan kelihatannya sederhana. Kue ini termasuk kue yang tingkat kesulitannya tinggi dan butuh perhatin khusus ketika membuat.

Macaron
Di Paris, ada sebuah toko pastry yang khusus menjual pastry high class, namanya Laduree...kabarnya, disinilah macaron pertama dibuat. Toko ini bisa menjual hampir 15.000 macaron setiap harinya. Laduree dikenal sebagai pembuat macaron terbaik di dunia...hmm....untuk melihat macaron Laduree silahkan kunjungi http://www.laduree.fr/en/fabricant/produits/macarons

Laduree - Luxury Pastry Shop in Paris
Saking penasarannya saya dengan si mini macaron, saya minta chef Hideyoshi memberikan kelas untuk membuat macaron... Waktu itu saya memilih French Macaron, ada 4 rasa yang ditawarkan yaitu pistachio, mochaciato, orange dan blueberry...Namun sayangnya.....hasilnya gatot...GAGAL TOTAAAAL....macaronnya nempel di gigi, nggak ngembang, lengket-lengket dan saling berlekatan...hmpph...kue mahal-mahal dibuang ke sampah (habis nggak bisa dimaem). Hiks....

Italian Meringue



Macaron Astri

Masih belum menyerah untuk mengenal macaron, suatu saat aku pergi ke Cilandak Town Square, aku mempir ke Bakerzin, saudara sepupuku bilang Bakerzin jual macaron...tanpa bertele-tele, langsung Masnya aku tanya ada berapa varian macaronnya... Wiiiii.....pertama liat macaron di depan mata, aku langsung jatuh cinta...hmmm....belum pernah aku liat ada kue selucu ini. Sepertinya rasanya juga yummy... Macaron ini bisa dibeli bijian dengan harga IDR 8.500 per biji, atau jika kita beli per 5 biji atau 10 biji, maka jatuhnya akan lebih murah...
Bakerzin's Macaron

Akhirnya, aku beli (lebih tepatnya dibeliin) macaron 5 biji....#terima kasih Tante Dewi... yang nggak nguwati lagi itu boxnya. Udahlah macaronnya lucu, box nya bagus dan elegan, jadi nggak tega mau langsung diabisin. Aku beli 5 rasa yaitu, green tea, blackforest, coklat, kopi dan orange dengan filling yang berbeda-beda pula. Macaron pertama yang kumakan adalah rasa blackforest...

Blackforest Macaron

Gigitan pertama...

Huaaa.....I cant describe the way I feel....meringuenya crispy n crunchy.... nggak liat kayak punyaku. Pokoknya rasanya kayak biskuit tapi lebih ringan teksturnya...pokoknya enaak...apalagi fillingnya juga pas manisnya. Meringuenya manis, jadi filling yang terlalu manis bisa merusak kombinasi rasa macaron. Tapi macaron Bakerzin ini pas, apalagi yang green tea, fillingnya memang agak pait kalo dijilat terpisah...hihihi...tapi kalau dimakan barengan maka bitter and sweetnya balance...aku suka yang green tea!!!! rasanya seimbang. Yang macaron coklat, isinya coklat ganache...ganache ini adalah coklat yang ditim barengan krim...TOP banget coklatnya...!!!!

Astri's Fav, Greentea Macaron

Pengalaman makan macaron bagi aku emang berkesan banget, di Malang makanan ini belum populer dan entah apakah bisa populer mengingat harganya yang mahal dan bahan bakunya yang juga mahal. So, karena aku belum pernah merasakan the best macaron in the world milik Laduree...aku akan kasi predikat the best macaron in Indonesia versi Astri untuk Bakerzin....

Hmmm...jadi inget adikku si Jinggo...andai bisa nyoba macaron berdua ma dia....

Once in a lifetime...you should try this one...
Lovely & Sweet Macaron