Selasa, 20 Maret 2012

The One with Charlie St Cloud



Sabtu lalu, saya jalan-jalan dengan bahagianya ke MOG. Sebenarnya udah berniat sejak minggu kemarinnya pengen beli DVD Charlie St Cloud...karena...ini adalah filmnya Zac Efron...dan saya adalah fans Zac Efron, sejak Zac bermain di High School Musical 1,2, dan 3, kemudian 17 again, dan film terakhir yang saya tahu adalah Charlie St Cloud ini, saya selalu menonton film-filmnya...Zac Efron is multitalented...dia bisa nyanyi (suaranya bagus pula, pinter main piano pula), ngedance, dan bisa berakting dengan baik...rugi Vannessa Hudgens mutusin si Zac...dan yang terpenting dari keseluruhan, Zac pinter berakting nangis...hahaha...bagi saya pria menangis bukan cengeng, tapi entahlah saya suka jika kadang-kadang seorang pria menangis...


Charlie St Cloud ini berkisah tentang persaudaraan yang begitu dekat antara Charlie dan Sam adiknya yang meninggal di usia 11 tahun karena kecelakaan mobil. Waktu itu, Charlie dan Sam cuma naik mobil berdua aja, soalnya ibu mereka kan kerja, nah malem-malem itu kejadiaannya...waktu mobil mereka menepi, tiba-tiba ada mobil yang menabrak bagian depan mobil mereka dan ketika mobilnya keserempet tiba-tiba ada truk yang nabrak hingga mobilnya kebalik...dan Sam meninggal karena kecelakaan itu. Setelah Sam meninggal, Charlie yang seharusnya dapet beasiswa ke Stanford berjanji nggak akan meninggalkan makam adiknya di kampung halamannya itu, dia malah jadi penjaga kuburan, bagian bersih-bersih, ngusir angsa dan nanemin kuburan dengan bunga-bunga.

Charlie n Sam

Tiap senja saat meriam ditembakkan, Charlie dan Sam (hantunya) janjian di tengah hutan untuk latihan baseball...sampai suatu saat Charlie bertemu seorang cewek yang dia cintai dan dia galau...dia harus memilih siapa, mengikuti si cewek ini atau tetap di kampung halamannya bersama sang adik tercinta...Endingnya...?? Rahasia...hehehe...

Film ini adalah film ke-3 selain The Notebook dan One Last Song (keduanya dari novel Nicholas Spark) yang berhasil membuat saya nangis,,,apalagi di bagian meninggalnya Sam dan si Charlie begitu menyesalnya karena saat itu si Charlie yang nyetir mobil dan nggak bisa menyelamatkan adiknya...

Dan kemudian saya jadi inget kejadian kecelakaan kecil saya beberapa bulan yang lalu...

Waktu itu saya menjemput adik saya malam hari karena ada kegiatan di kampus...entahlah dimana otak saya waktu itu berada, mata saya juga ketinggalan dimana, yang jelas perasaan saya saat itu ketika nyetir mobil beda dari biasanya...di perjalanan hampir 2 kali kami hampir menabrak truk...pertama di tikungan daerah blimbing, ada truk bermuatan mau nyalip dan hampir nabrak mobil saya...kedua di depan Bentoel ada kontainer mau masuk pabrik dan entah saya nggak tahu pikiran saya dimana, kalau adik saya nggak nyuruh ngerem, mungkin saya sudah nabrak kontainer...dan akhirnya di depan gang rumah kami terjadilah insiden mobil kami ditabrak sepeda motor hingga pesok...

Waktu itu saya sama sekali nggak liat kalau ada sepeda motor ngebut, langsung saja saya memotong jalan dan masuk gang dan tiba-tiba adik saya teriak karena sepeda itu ngebut kenceng sekali...saya udah nggak bisa apa-apa dan si Bapak yang ngebut itu nabrak dan jatuh...kakinya luka...kaki saya rasanya lemes nggak bisa berdiri, kaget...dan anehnya si Bapak itu minta-minta maaf sama saya waktu saya tolongin..saya juga nggak tahu siapa yang salah siapa yang bener, tapi alhamdulilah akhirnya baik-baik aja...


Saya nggak bisa membayangkan gimana perasaan saya seandainya saya berada di situasi yang sama dengan Charlie...itulah yang menyebabkan saya menangis waktu nonton film ini, saya bersyukur cuma sepeda motor yang menabrak mobil saya, bukan truk atau mobil berkecepatan tinggi...alhamdulilah masih dilindungi oleh Allah SWT.

Film ini mengingatkan saya pada adik saya dan komeng...dua orang berbeda yang sama...Mengingat Nduty karena saya pernah mengalami kejadian yang sama dengan Charlie-Sam bersama Nduty. Mengingat Komeng karena (entahlah) sejak pertama kali saya liat Zac Efron tahun 2008 lalu, figur seorang Komeng selalu menempel di Zac kecuali gantengnya yang beda...hahaha...dan banyak orang selalu menyangkal pendapat bahwa Komeng-Zac itu mirip...

Akhirnya...Charlie St Cloud mengajarkan pada saya bahwa, ketika kita mencintai seseorang yang meninggalkan kita, suatu ketika kita pun harus realistis...jika cinta itu sudah tak teraih lagi, kenapa kita harus melewatkan cinta yang ada disamping kita...meski kadang realistis itu menyakitkan, tapi merelakan seseorang yang kita cintai dengan sangat adalah cara mencintai yang terbaik...

Live, Love, Let Go

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Polite comment and critic only