Rabu, 03 Agustus 2011

Food Review #1 Soto Ambengan Pak Sadi

Di kota asal saya Malang, saya pernah menemukan kedai soto pak sadi di daerah Soekarno Hatta. Kesan paling mendalam tentang soto ayam pak sadi saat itu bukan sotonya, karena di Malang saya belum pernah ngicipin soto ambengan pak sadi, melainkan kedai sotonya yang menampilkan foto Pak Sadi di bannernya...hmm...eye catching dan mungkin bisa jadi media promosi yang memiliki ciri khas...

Sabtu kemarin, untuk pertama kalinya saya berkesempatan untuk menjajal Soto Ambengan Pak Sadi di Jakarta, di daerah deket-deket Al Azhar pusat kalo nggak salah (maklum, nggak tahu arah hehe...), dan pada saat itulah saya pikir, daripada hanya jadi wisata kuliner pemuas selera pengisi perut belaka...kenapa nggak bikin review tentang makanan-makanan yang pernah saya coba... Mungkin someday, ada yang buka tulisan saya dan pengen nyobain makanan sebagaimana yang pernah saya coba....

Saya memesan soto ayam biasa disana, dengan pertimbangan, kalo pesen yang biasa aja udah enak, apalagi kalo yang luar biasa. Alasan kedua, saya agak menghindari makan jerohan karena selain kolesterol, berat badan saya naik karena kerjaan saya disini makaaan terus. hehe....

Hidangan ini disajikan terpisah, maksudnya, antara nasi dan soto di piring yang berbeda. Penyajian yang bagus menurut saya, karena perbedaan antara soto ini dengan soto yang dijual di gerobak adalah penyajian soto dan nasi terpisah akan memperkuat cita rasa sotonya. Kenapa? Dengan penyajian terpisah, flavour soto bakal keluar karena jika penyajiannya disatukan dengan nasi, nasi bakal mengabsorbsi kuah soto dan ini menghilangkan kekuatan dari rasa inti masakan. Nice execution!!!


Piringnya pun bergambar Pak Sadi. Hehe....

Pelengkap soto yang disajikan ada sambel, jeruk nipis, koya dan beberapa jenis kerupuk yang dijual terpisah...Mereka juga menyajikan side dish yang bisa kita pilih di satu piring tersendiri, ada perkedel kentang-daging, paru goreng dan otak goreng...dan saya memilih perkedel.

Soal cita rasa, bagi saya Soto Ambengan ini cukup enak karena rasanya balance. Asinnya pas kalo dimakan secara individual, tapi kalo digabung ma nasi, kurang asin sediikiiiiit...kuahnya agak keruh (jadi makin keruh karena saya tambah koya- bersendok-sendok koya) berbeda dengan style soto ibu saya di Malang, tapi so far rasanya oke. Lebih oke kalo ditambah seledri iris yang agak banyak supaya lebih sedap.

Perkedelnya kurang soft teksturnya, entah kenapa perkedel ibu saya di Malang teksturnya bisa soft kalau digigit. Rasanya lumayan enak, karena banyak dagingnya, penambahan daging di perkedel bisa menambah kegurihan perkedel karena lemak dari dagingnya. Kekurangannya terletak di kurangnya keberanian pake bumbu, pala kurang terasa, merica kurang sedikit, asin kurang sedikit dan penambahan bawang goreng yang diuleg sama bumbu-bumbu diatas bakal bikin perkedel menjadi TOP.

Satu hal yang sensasional adalah KOYA nya. Biasanya koya kan dibuat hanya dari kelapa yang disangrai sampai coklat dan garing. Tapi Koya Pak Sadi bener-bener fantastis karena crunchyness dari kerupuk udang yang digerus kasar-kasar dan sepertinya ada bawang goreng yang diuleg dan dicampur di dalam koya. Koyanya MANTAP men....!!!
Koya yang Sensasional!!!

Overall dari skala 1-10 aku akan kasi rate Soto Pak Sadi 8. Dengan harga yang terjangkau, eksekusi soto Pak Sadi dari rasa dan penampilan bernilai 8. Ditambah lagi, di resto ini ruangannya nyaman karena ber AC, segi kebersihan nilai 8, keramahan pelayanannya aku kasi 8,5. Overall, bagiku Soto Ambengan Pak Sadi bernilai 8 dan layak untuk dicoba dan diulangi lagi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Polite comment and critic only