Berhenti berusaha meraih impian itu seperti tidak menepati janji pada diri sendiri.
Tapi akan selalu ada masa dimana idealisme itu harus mengalah dengan realita...seperti yang aku alami sekarang. Hidup hampir 2 bulan di Jakarta, kota dimana kentut pun harus bayar (ini istilah ku)...hehe...artinya segala gerak gerikmu butuh uang...I need a bunch of money to survive...gini ini aku malih sebel sama statement "Uang itu nggak menjamin kebahagiaan" iiih....ngibul banget....
Oke...aku terima kenyataan kalo aku harus nyari kerjaan. Hasil memutar otak adalah, kenapa nggak aku pakai aja dua keahlian dan pengalamanku. Akuntansi dan Masak kemudian membuat CV yang berisi dua macam pengalaman kerjaku. Hehehe....akhirnya aku ngelamar di semua hotel berbintang 4 dan 5 di Jakarta tanpa ada lowongan . Plus aku mengincar beberapa kedutaan/perwakilan negara-negara lain disini dan LSM-LSM untuk kulamar.
Ada salah satu hotel di kawasan Harmoni yang manggil aku test di awal bulan Juli. Hotel itu berbintang 5 dan baru....hmm...bagus dan mewah. Berangkatlah aku test dengan celana itemku yang kedodoran, blazer dan hem yang balapan ma blazer. Honestly, aku bukan tipe orang kantoran yang suka berpakaian rapi. Sebagai akibat tidak ada lowongan dibuka di hotel itu, dan aku pula nggak tahu aku ini dipanggil buat posisi apa. Kelakuan lholak lholok ku keluar. Aku bilang waktu ditanya mau ngelamar posisi apa dengan jawaban konyol "Nggak masalah Pak semua posisi bisa" (ngecap banget dah gue). Bodo amat kek mau jadi housekeeping ato waiter (pikirku waktu itu), pokoknya aku dapet kerjaan disini daripada ndomblong plus duit menipis...
Accountant - Kalo Kepepet Butuh Uang |
Eeh...baru pertama masuk aku udah disuruh ngerjain soal akuntansi. Dari jurnal sampe laporan keuangan..Okee....kuterima tantangan Anda... Setelah test tulis dan interview yang cukup berantakan karena pengalaman pertama. Akhirnya aku dipamiti "Nunggu panggilan selanjutnya untuk interview user ya mbak"...dan sampe detik ini si Chief Accounting nggak manggil aku (dasar akunya juga oon, ga ada lowongan kok ngotot ngelamar).
Second experience adalah interview HRD dan User (Executive Chef) salah satu hotel bintang 4 di kawasan Pancoran...I am quite happy because they will hire me as a cook...Jadi, waktu wawancara semua yang ditegaskan chef kubilang 'iya', 'sanggup', 'bisa' dan 'nggak masalah'
Pastry Chef - Dream Career |
Chef : "astri bisa masak A, B, C, dan D?"
Astri : "BISA chef...Saya pernah bla bla bla (cerita)"
Chef : "astri punya pengalaman di bidang kuliner"
Astri : "IYA chef bla bla bla (ngecap lagiii)"
Chef : "astri sanggup kerja shift, long hours?"
Astri : "SANGGUP chef..." (hmmph...)
Chef : "astri tahu kan gaji casual chef awal cuma 1,5 juta an ditambah lembur yaah kira-kira 1,8-2 juta an?"
Astri : "NGGAK MASALAH chef..." (jawaban yang rada berat)
Astagaa.....accept the truth that sometimes life is not fair...tapi kadang pengen bilang "helloo...chef itu kerjaan otak juga, bukan hanya otot dan hati...tapi kenapa bangsa ini tidak menghargai kerja artistik kami sebanding dengan output yang kita keluarkan...?"
Okelah, kuanggap nilai 1 juta akan membuka peluangku untuk miliaran rasa puas yang nggak bisa aku nilai dengan uang kalau someday aku bisa jadi seorang executive chef, di restaurant atau pastry shop punya ku sendiri...I do anything for love...and I love cooking... Kalo nanti beberapa hari lagi aku dihubungi untuk segera kerja aku bakal bilang "OKE chef BERSEDIA, Anything for you and this kitchen!"
Finally pada akhir wawancara...
Executive chef bilang "Oke nanti saya hubungi lagi kalo ada lowongan buat casual cook"
Astaghfirullahaladziiim...jadi ini sama aja toh kayak di hotel pertama? Sama-sama nggak ada lowongan? Lha terus nyapo kasih aku harapan-harapan yang tidak pasti kapan datengnya????
Ya wislah...memang kadang hidup nggak adil, tapi aku bukan berarti aku harus menyerah dengan ketidak adilan...insya Allah...
kalo sekarang sih memang tergantung passion say...
BalasHapustapi gak dipungkiri lagi,,,nanti kamu akan punya keluarga :) dan memang semuanya akan balik ke suami...
tapi untuk wanita bekerja pasti (sepertinya) akan merasa juga butuh untuk membantu sang suami dari segi finansial..hehe...
semoga cepet bisa keterima jadi chefnya...colong semua ilmu :) dan buka pantry sendiri yaa :*