Belajar
dari Prof. Yohanes Surya
Bagai ilmu padi, makin berisi makin merunduk...
Mungkin
kesan itu yang pertama muncul ketika pertama kali saya melihat Prof Yohanes
Surya di TV malam ini. Orang sehebat dan sepintar itu, memiliki misi hidup yang
mulia, membangun bangsa dengan meningkatkan kualitas pendidikan untuk anak-anak
yang memiliki bakat dan kepandaian di atas rata-rata.
(Tadi
saya pas lihat bagian dimana ada 3 anak dari papua yang bikin robot pendeteksi
tsunami dengan menggunakan burung, jadi ceritanya burung itu punya indera yang
sensitif bisa merasakan dan mendeteksi kalau akan terjadi tsunami, kemudian si
burung itu akan berisik sehingga nanti alarm waspada tsunaminya nyala. Nah, aku
aja yang umur segini gak pernah bisa mikir sejauh itu buat bikin sesuatu yang
bisa bermanfaat buat bangsa ini suatu hari...hiks...)
Prof.
Yohanes Surya ini juga punya sekolah namanya Surya Institute, dimana dia
mengumpulkan anak-anak berbakat itu untuk dibimbing, disupport full dan diberi
pendidikan yang berkualitas. Mungkin Pak Yohanes Surya berharap, anak-anak
inilah yang nantinya akan memajukan bangsa dengan ilmunya. Daripada mereka
nanti, suatu hari, setelah jadi pemuda pemudi bangsa yang hebat, lari ke luar
negeri dan ilmunya dipake bangsa lain untuk memajukan negara lain? Nah lo...
Pak
Yohanes Surya sendiri adalah seorang ahli fisika yang menjadi coach dari
Indonesian Physics Team for the Olympiad (TOFI) sejak tahun 1993. Berasal dari
keluarga yang sederhana, orang tuanya dulu nggak mampu untuk menyekolahkan dia
di universitas. Namun, akhirnya atas support dari saudara-saudaranya dia
berhasil masuk Universitas Indonesia jurusan Matematika dan Natural Science
(bahasa Indonesiane opo? Ilmu Pengetahuan kah?). Kejeniusannya berhasil membawa
dia bersekolah di College of William and Mary, Virginia, USA hingga mendapatkan
gelar doktor.(Hebat...)
Orang pintar dan rendah hati |
Mungkin
saja, orang sepandai beliau, bisa mendapatkan karir yang luar biasa di luar
negeri. Bahkan, USA hendak memberinya Green Card namun dia ingin kembali dan
mengembangkan ilmu fisikanya di Indonesia...Betapa hebatnya Prof. Yohanes
Surya...
(Saya
berpikir, pastilah USA mau ngasih orang sepinter beliau green card, pasti
mereka juga berharap benefit dari orang sepandai beliau untuk berkontribusi di
negaranya...)
Yah,
kadangkala menjadi dilemma juga kondisi bangsa ini. Banyak orang pinter di
Indonesia lari ke luar negeri karena ilmunya disini kurang dimanfaatkan
maksimal untuk memajukan negara, seperti Pak Habibie yang awalnya nggak
disupport waktu mau bikin industri pesawat terbang. Mungkin masalah modal,
mungkin juga masalah politis? Saya gak begitu paham...hahaha...
Yang
jelas, orang sukses itu adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain...Orang seperti
Yohanes Surya adalah aset bangsa ini. Nah, yang perlu dipupuk saat ini bukan
hanya kepandaian aja, tapi juga mentalitas generasi muda. Banyak di negeri ini
pemuda pemudi pandai yang akan berpotensi menjadi aset bangsa. Pinter, lulusan
luar negeri pula (sekolahnya juga dapet beasiswa). Cuma waktu kembali, seringkali
di benak mereka (pengalaman beberapa temen) adalah : “aku sekolah di luar susah-susah
begitu kembali disini ilmu dan kerjaku hanya dihargai sedikit”
Ketika
kita bicara tentang uang, nilai uang nggak akan ada cukupnya untuk menukar ilmu
yang kita berikan. Tapi mungkin orang-orang yang memiliki jiwa dan hati yang
besar akan berpikir lain, dia berpikir bagaimana ilmu itu bisa dibagi dan
bermanfaat untuk orang lain, dan tidak mudah untuk memiliki jiwa dan hati yang
besar untuk menaklukkan hasrat akan materi demi misi mulia dalam hidup
(mangkannya aku salut banget sama program Indonesia Mengajar).
Akhirnya,
dari Pak Yohanes Surya lah, saya belajar, sekaligus bersyukur.
Bersyukur karena
saya tidak jenius sehingga tidak menghadapi dilemma antara uang dan pengabdian
pada bangsa. hahahaha.... Sehingga sejak memulai usaha bersama A Food Experience ini,
cita-cita saya sangat sederhana : saya ingin membantu orang lain memperoleh
rejeki Allah dari bisnis saya. Indonesia kaya akan penduduk dan pengangguran,
saya ingin memberikan lapangan kerja untuk orang lain. Mungkin kontribusi saya
tidak besar dan hebat untuk negara ini karena saya juga bukan orang yang hebat
dan pandai, tapi lebih baik berusaha untuk berkontribusi daripada lari dan
tinggal di luar negeri untuk membangun negara orang...
Pamanku, Teguh Triono...Peneliti yang kembali ke Indonesia untuk mengabdi |
Semoga
cita-cita ini istiqomah...semoga saya keluar negeri suatu hari cuma buat
jalan-jalan atau menuntut ilmu, tapi saya akan kembali...Indonesia is my home,
and there is no place like home...
Indonesia
tanah air beta, pusaka abadi nan jaya...
(Semoga
generasi muda yang di luar sana, yang hati dan jiwanya besar akan kembali ke
tanah air untuk mengabdi. Semoga negara ini suatu hari mendapatkan sumbangsih
ilmu dan keringat mereka agar negara ini bisa jadi lebih baik)
Semoga aku juga bisa bermanfaat meski sedikit buat negeri ini
salam semangat membangun negeri
trimbil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Polite comment and critic only