Kamis, 04 April 2013

Belajar dari Prof. Yohanes Surya

Belajar dari Prof. Yohanes Surya


Bagai ilmu padi, makin berisi makin merunduk...

Mungkin kesan itu yang pertama muncul ketika pertama kali saya melihat Prof Yohanes Surya di TV malam ini. Orang sehebat dan sepintar itu, memiliki misi hidup yang mulia, membangun bangsa dengan meningkatkan kualitas pendidikan untuk anak-anak yang memiliki bakat dan kepandaian di atas rata-rata.



(Tadi saya pas lihat bagian dimana ada 3 anak dari papua yang bikin robot pendeteksi tsunami dengan menggunakan burung, jadi ceritanya burung itu punya indera yang sensitif bisa merasakan dan mendeteksi kalau akan terjadi tsunami, kemudian si burung itu akan berisik sehingga nanti alarm waspada tsunaminya nyala. Nah, aku aja yang umur segini gak pernah bisa mikir sejauh itu buat bikin sesuatu yang bisa bermanfaat buat bangsa ini suatu hari...hiks...)

Prof. Yohanes Surya ini juga punya sekolah namanya Surya Institute, dimana dia mengumpulkan anak-anak berbakat itu untuk dibimbing, disupport full dan diberi pendidikan yang berkualitas. Mungkin Pak Yohanes Surya berharap, anak-anak inilah yang nantinya akan memajukan bangsa dengan ilmunya. Daripada mereka nanti, suatu hari, setelah jadi pemuda pemudi bangsa yang hebat, lari ke luar negeri dan ilmunya dipake bangsa lain untuk memajukan negara lain? Nah lo...

Pak Yohanes Surya sendiri adalah seorang ahli fisika yang menjadi coach dari Indonesian Physics Team for the Olympiad (TOFI) sejak tahun 1993. Berasal dari keluarga yang sederhana, orang tuanya dulu nggak mampu untuk menyekolahkan dia di universitas. Namun, akhirnya atas support dari saudara-saudaranya dia berhasil masuk Universitas Indonesia jurusan Matematika dan Natural Science (bahasa Indonesiane opo? Ilmu Pengetahuan kah?). Kejeniusannya berhasil membawa dia bersekolah di College of William and Mary, Virginia, USA hingga mendapatkan gelar doktor.(Hebat...)

Orang pintar dan rendah hati

Mungkin saja, orang sepandai beliau, bisa mendapatkan karir yang luar biasa di luar negeri. Bahkan, USA hendak memberinya Green Card namun dia ingin kembali dan mengembangkan ilmu fisikanya di Indonesia...Betapa hebatnya Prof. Yohanes Surya...

(Saya berpikir, pastilah USA mau ngasih orang sepinter beliau green card, pasti mereka juga berharap benefit dari orang sepandai beliau untuk berkontribusi di negaranya...)

Yah, kadangkala menjadi dilemma juga kondisi bangsa ini. Banyak orang pinter di Indonesia lari ke luar negeri karena ilmunya disini kurang dimanfaatkan maksimal untuk memajukan negara, seperti Pak Habibie yang awalnya nggak disupport waktu mau bikin industri pesawat terbang. Mungkin masalah modal, mungkin juga masalah politis? Saya gak begitu paham...hahaha...

Yang jelas, orang sukses itu adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain...Orang seperti Yohanes Surya adalah aset bangsa ini. Nah, yang perlu dipupuk saat ini bukan hanya kepandaian aja, tapi juga mentalitas generasi muda. Banyak di negeri ini pemuda pemudi pandai yang akan berpotensi menjadi aset bangsa. Pinter, lulusan luar negeri pula (sekolahnya juga dapet beasiswa). Cuma waktu kembali, seringkali di benak mereka (pengalaman beberapa temen) adalah : “aku sekolah di luar susah-susah begitu kembali disini ilmu dan kerjaku hanya dihargai sedikit”

Ketika kita bicara tentang uang, nilai uang nggak akan ada cukupnya untuk menukar ilmu yang kita berikan. Tapi mungkin orang-orang yang memiliki jiwa dan hati yang besar akan berpikir lain, dia berpikir bagaimana ilmu itu bisa dibagi dan bermanfaat untuk orang lain, dan tidak mudah untuk memiliki jiwa dan hati yang besar untuk menaklukkan hasrat akan materi demi misi mulia dalam hidup (mangkannya aku salut banget sama program Indonesia Mengajar).

Akhirnya, dari Pak Yohanes Surya lah, saya belajar, sekaligus bersyukur. 

Bersyukur karena saya tidak jenius sehingga tidak menghadapi dilemma antara uang dan pengabdian pada bangsa. hahahaha.... Sehingga sejak memulai usaha bersama A Food Experience ini, cita-cita saya sangat sederhana : saya ingin membantu orang lain memperoleh rejeki Allah dari bisnis saya. Indonesia kaya akan penduduk dan pengangguran, saya ingin memberikan lapangan kerja untuk orang lain. Mungkin kontribusi saya tidak besar dan hebat untuk negara ini karena saya juga bukan orang yang hebat dan pandai, tapi lebih baik berusaha untuk berkontribusi daripada lari dan tinggal di luar negeri untuk membangun negara orang...

Pamanku, Teguh Triono...Peneliti yang kembali ke Indonesia untuk mengabdi



Semoga cita-cita ini istiqomah...semoga saya keluar negeri suatu hari cuma buat jalan-jalan atau menuntut ilmu, tapi saya akan kembali...Indonesia is my home, and there is no place like home...
Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya...

(Semoga generasi muda yang di luar sana, yang hati dan jiwanya besar akan kembali ke tanah air untuk mengabdi. Semoga negara ini suatu hari mendapatkan sumbangsih ilmu dan keringat mereka agar negara ini bisa jadi lebih baik)

Semoga aku juga bisa bermanfaat meski sedikit buat negeri ini

salam semangat membangun negeri

trimbil


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Polite comment and critic only