Memarahi
Hidup
Kadang kita marah
dengan keadaan...muak dengan hidup dan kehidupannya karena apa yang kita
inginkan tidak direspon oleh suratan takdir sebagaimana seperti yang kita
harapkan...
Tahun 2010, lulus dari
jurusan Akuntansi, hanya satu hal yang saya inginkan...jadi professional chef...
Saya ingin mengambil program grand diploma of hospitality and culinary di
lembaga manapun yang memungkinkan...berbagai cara saya lakukan, berbagai upaya
saya tempuh dengan harapan saya bisa diterima di sekolah kuliner sekaliber Le
Cordon Bleu...sampai menghabiskan jutaan rupiah untuk mempersiapkan aplikasi
beasiswa ke Australia juga saya kerjakan dengan sepenuh hati...
Tapi apa kuasa saya
jika Allah berkehendak lain....?
Semua harapan dan
impian itu hilang seketika waktu saya tidak diterima untuk bersekolah
Kuliner,
DIMANAPUN...
Saya memarahi diri
sendiri kenapa dulu tidak sejak awal menghambil jurusan culinary, kenapa sejak
lulus SMA saya tidak melamar beasiswa culinary ke luar negeri...padahal saya
sangat ingin tahu banyak hal di dunia culinary...
Saya memarahi hidup
kenapa di saat saya baru mengetahui apa yang saya cita-citakan saya tidak
memiliki kemampuan secara finansial untuk menuju kesana...
Saya memarahi kehidupan
kenapa saat itu orang tua saya sudah tidak sanggup secara finansial
mengupayakan saya mengambil diploma di lembaga pendidikan di Indonesia...
Ya saya marah,
frustasi, kadang-kadang saya menangisi diri saya dan obsesi-obsesi bodoh saya
yang saat itu hanya akan jadi kemustahilan...
Kemudian setelah lulus
short course dari Imperial Cooking School saya pulang ke Malang...tetap dengan
memarahi kehidupan saya...tetap dengan cita-cita saya menjadi chef...tetap
dengan keinginan saya untuk hijrah ke luar negeri...
Ketika sampai di
Malang, hanya ada satu pertanyaan di benak saya...
Apa yang harus aku
lakukan untuk membuat kehidupanku lebih baik?
Apa yang harus aku
lakukan agar seluruh harapan, cita-cita dan cinta saya di dunia kuliner
terwujud...
Saya mulai belajar
berdamai dengan kehidupan...belajar menjalani hidup ini dengan ikhlas, tanpa berharap
banyak melainkan dengan bertindak lebih banyak...
Tahun 2012 adalah tahun
dimana saya benar-benar belajar tentang kehidupan...ya, kehidupan yang saya
inginkan... Setahun kemudian dihari ini saya sadar...apa yang telah saya murkai
pada kehidupan saya sebelumnya ternyata membuat saya jauh lebih baik...dari
segala hal...
Jika saya masuk sekolah
kuliner sekaliber LCB, pasti saya akan terbiasa memasak dengan alkohol dan
babi...padahal prinsip hidup saya adalah saya akan selalu menghindari memasak
makanan yang tidak halal menurut keyakinan saya...
Jika saya diterima
beasiswa dan sekolah di Sydney saya tidak akan bisa membantu ibu saya menyokong
perekonomian keluarga karena bapak saya sudah pensiun...Sedikit banyak saya mulai
belajar menjadi tulang punggung keluarga...
Jika saya menjadi chef
saya tidak akan pernah mendirikan A Food Experience dan menyalurkan ide-ide
kreatif saya sesuai dengan keinginan saya, saya hanya akan bekerja di dapur dan
memasak dan menjadikannya sebuah rutinitas mencari nafkah...
Jika saya tidak kembali ke Malang, saya
mungkin tidak akan pernah bertemu dengan Muhammad Fahmi. Seseorang yang
menyalakan kembali api impian dalam diri saya untuk menjadi seorang pengusaha
kuliner, yang mencintai tanpa pengekangan yang mencegah saya untuk
mengaktualisasikan diri menjadi sosok yang saya impikan...
Di titik ini...saya
akhirnya mulai berdamai dengan kehidupan saya...Saya tidak akan memarahi hidup
dan menangisinya karena dia tidak memenuhi apa yang saya inginkan
Om saya juga pernah
berpesan, jangan hanya mensyukuri apa yang kita dapatkan dari hidup, tapi
syukuri juga apa yang kita lakukan ketika kita hidup...
Ya...pada akhirnya saya
tahu apa alasan Tuhan merencanakan semua kegagalan beberapa tahun yang
lalu...hari ini saya tahu...dan kemudian suatu hari nanti...
Kehidupan yang akan
bercerita tentang saya...karena saya sudah berteman dengannya...tidak ada yang
perlu saya keluhkan tentang hidup pada seluruh dunia...
Saya biarkan sang
kehidupan yang akan berkata-kata pada dunia tentang betapa asyiknya bersahabat dengan
saya...
Salam
sayang
Astri AFEX dan
Hidupnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Polite comment and critic only