Senin, 23 April 2012

Simfoni No. 5

Ada satu dunia, satu cerita, satu waktu, dan satu simfoni...masing-masing memiliki gravitasi yang menarikku dengan satu perasaan yang sama...

Aku selalu membayangkan, bagaimana jika dunia ini sepi...kami tak mengenal warna, kami tak mendengar nada, dan kami tak bersua dengan cinta... 

Manusia dengan relativismenya sendiri akan menggambarkan sebuah makna, dimana perasaan bahagia itu bisa dirasa ketika kami kehilangan hak untuk menemukannya?

Kami memasung hati dalam perasaan yang menyakitkan, padahal membiarkan sebuah rasa tidak menyenangkan merasuk di tubuh adalah cara yang cepat untuk melepas. Lalu kubiarkan rasa sakit itu menjalar bersahabat dengan sel-sel tubuh dan mengalir bersama darah. Penyembuh lara hanyalah perpisahan dan waktu...

Satu simfoni selalu diawali dengan melodi yang indah, kami menyadari bahwa hukum awalan akhiran tidak bisa ditawar, sehingga bait not terakhir sebagai penyelesaian selalu menjadi bagian yang tidak dinanti...

Kemudian aku memutuskan...Kali ini aku tidak akan mencari penyempurnaan, aku tak akan menuliskan nada dalam sebuah aransemen lagu, biar lagu yang menuliskan iramanya untukku. Kutulikan telingaku hingga aku tak berusaha untuk membunyikannya dalam heningku...

Biarlah simfoni no. 5 menjadi sebuah awalan, tapi akan kubuat nada-nadanya menjadi sebuah musik yang selalu berbunyi...tanpa sebuah akhiran...


-Untuk simfoni no. 5, Muhammad Fahmi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Polite comment and critic only