Minggu, 11 Maret 2012

Kesungguhan yang Disungguhkan...


Sabtu kemarin, saya menonton film Negeri 5 Menara...dan saya tidak ingin menuliskan bagaimana ceritanya di blog saya, karena pastinya banyak yang sudah membaca bukunya atau menontonnya langsung...(Pemeran utamanya, si Alif, mirip banget sama mantan pacar saya...ahahaha...)

Film ini bagus ditonton anak-anak...karena mengandung banyak pesan moral dan ada beberapa bagian yang menyentuh hati (saya aja sampe nangis waktu si Baso harus pulang kampung karena neneknya sakit, saya teringat waktu mengantarkan sahabat saya Cinta-Faizatur Rikha Maulina kembali ke Pati, kampung halamannya)

Pesan moral yang membekas di hati saya adalah di bagian sang ustad mengeluarkan golok kemudian memotong kayu dengan sekuat tenaga hingga kayu tersebut terpotong-potong. Sang ustad kemudian menjelaskan pesan moral dari tindakan yang ia lakukan tadi, bahwa : jika kita bersungguh-sungguh berusaha, kita pasti berhasil (Man Jadda wa Jadda)... dan lantas saya berpikir... Apakah yang selama ini saya lakukan sudah cukup bersungguh-sungguh...?

Saya punya satu impian...kemudian saya sudah memutuskan untuk memilih jalan untuk meraihnya sampai kapanpun...dibilang berhasil juga belum...sepertinya saya masih kurang bersungguh-sungguh untuk meraih cita-cita saya...

Banyak orang jatuh bangun membangun mimpi-mimpinya dan berhasil meraih impian terbesarnya di usia muda, dengan usaha, keringat, air mata dan doa sendiri...di usia kepala 2 mereka sudah mapan, punya perusahaan sendiri, memiliki kebebasan waktu dan finansial, jadi pemimpin...kemudian saya berpikir, mengapa selama ini saya tidak bisa melesat secepat mereka...sebenarnya keberhasilan tidak bermakna seberapa cepat saya meraih tujuan, melainkan bagaimana perjalanan saya untuk memperolehnya...dan akhirnya saya merenung kembali...mungkin jika kesungguhan saya adalah 100 persen, maka kesungguhan mereka 1000 persen...jika keberanian saya 1000 persen, mereka mempertaruhkan 10000 persen keberanian untuk mengalahkan rasa takut...

Saya malu...malu karena saya bukan siapa-siapa...bukan orang yang sudah memberikan impact besar dalam hidup saya, terutama untuk keluarga saya. Belum bisa memberikan pengaruh positif untuk orang lain dan lingkungan saya...belum bisa mengamalkan apa-apa...sepertinya saya masih kurang bersungguh-sungguh dalam hidup saya...contoh sederhananya adalah apa yang saya lakukan hari ini...

Hari ini, badan saya terasa seperti agar-agar...lemes bin ngelentruk, mata kayak dilem kaki kayak nggak punya daya untuk menopang badan dan kepala saya yang besar ini...penyebabnya adalah saya kurang makan...kadang, kalau banyak pekerjaan menanti saya, saya sering nggak makan...lupa...artinya saya egois pada diri saya sendiri...saya tidak SUNGGUH-SUNGGUH menjaga diri saya supaya sehat dan bisa bekerja dengan maksimal... #contoh buruk no. 1

Kemudian...tugas writing bahasa inggris saya masih separoh jalan (besok diserahkan)...saya mengambil les bahasa inggris (lagi) dengan tujuan agar tulisan di aplikasi saya tahun ini lebih baik daripada tahun kemarin...Sebenarnya saya sudah menuliskan point-pointnya tapiii sejak seminggu yang lalu saya ribut dengan urusan mencari ‘penghidupan’ jadi saya nggak sempat belajar dan ngerjain peer...ditambah lagi saya belum menyalin pelajaran bahasa prancis saya yang rumpik nista sekaligus menghafalkan pelafalan yang bikin bibir saya keriting...padahal tahun depan saya pengen melamar (melamaaar teruuus gak dilamar-lamar...ahahahaha) beasiswa ke LCB Paris... Ketidaksungguhan saya yang #2

Baiklah...tahun ini adalah tahun saya bersungguh-sungguh untuk meraih cita-cita saya...usia muda saya tinggal beberapa jengkal lagi, saya nggak ingin menyesal di kepala tiga saya akibat ketidaksungguhan saya sendiri...
Mungkin saya akan melupakan atau menyingkirkan beberapa hal yang akan mendistorsi tujuan dan fokus saya sementara untuk berusaha meraih cita-cita saya... tahun ini saya ingin memperoleh pencapaian yang lebih baik dari tahun kemarin...

Kadang seseorang harus mengorbankan segala kelaziman hidup seperti yang dimiliki orang lain untuk sebuah pilihan yang kelihatannya tidak masuk akal...

Kesungguhan itu harus lebih disungguhkan...

Selamat Menantang Gravitasi rasa Malas dan lebih bersungguh-sungguh dalam hidup...

Peluk sayang
Astri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Polite comment and critic only