Jumat, 23 Desember 2011

Sesaat

Sesaat

Dimasa lalu, ada jarak dimana kita bersua tanpa sapa, dan berbicara tanpa makna. Sayang kau tertawa membelakangi tanpa peduli, dan aku bahagia dengan apa yang kupunya. Sesaat hanyalah angka 3 yang kukali dengan 30, kemudian dilipatkan dengan angka 3600. Itulah sekian saat aku merenungkan kebodohan dan menyesali berlalunya peristiwa menjadi kenangan tanpa arti untukmu.

Sesaat

Dimensi sesaat hanya berupa cerita dalam huruf yang dirangkai dalam kesepian. Mendekatkan hati itu kebutuhan jiwa yang kehilangan kasih sekian lama, meringkuk dalam benteng kekuatanmu adalah keinginan jiwa seseorang yang tak pernah dilindungi. Bertahan melawan arus jaman yang tiada henti menguji bersama kebijakan yang kau ajarkan dengan logika, ijinkan aku menoreh hatimu dengan kasih.

Sesaat

Sayang kau datang dan terluka, kemari dan aku miliki penawar derita luar biasa dari masa lalumu. Janganlah kau menaburkan garam diatas luka, atau membersihkan dengan obat merah dan kapas. Karena ketika luka itu dari dalam, hanya keyakinan dan hatimu yang mampu menyingkirkan amarah dendam yang menghujam menyesakkan dadamu tiap malam kau memikirkannya. Jangan kau keruhkan dirimu yang bening seperti air di permukaan danau seberang dengan noda-noda yang melubangi welas asih.

Sesaat

Waktu sesaat itu tak cukup untukku belajar memahami. Aku selalu berharap hatimu adalah kertas koran yang tiap hari bisa kubaca dan kuketahui isinya. Hatimu bagaikan novel detektif yang penuh misteri berliku-liku dan endingnya hanya bisa kau tentukan sendiri karena sakalipun aku berusaha menerka kau selalu bersembunyi di balik dinding yang kau bangun di depan mataku. Air melubangi batu membutuhkan waktu lebih dari sesaat, dan berusaha melupakan cinta itu butuh selamanya.

Sesaat

Hitungan setiap detik kita bercinta, tanpa jeda dan rasa yang pasti, bersatu dalam gairah yang menghancurkan perasaan jika kita tak pernah tau jelas dalamnya hati. Kau menatapku dan aku membaca, raut wajah dan indahnya sinar mata, aku adalah pembaca dusta paling sempurna. Merasakan cinta itu semudah membumbui makanan kemudian menilai rasa dari indera, sehingga aku adalah perasa cinta abadi. Bolehlah dunia berbicara apa yang mereka nikmati akan kita, tapi hanya kau yang mempu menilai harga dari setiap debaran jantung dan lembutnya belaian.

Sesaat

Memberikan pelajaran, karena penerimaan itu adalah dedikasi dan pengorbanan itu memperdulikan hati. Tak berupaya aku merubah hati, bahkan sehelai uban yang tumbuh di kepalamu tak pernah ingin kucabut, karena kasih sayang tak menuntut perubahan menjadi sesuatu yang lain. Jangan kau nilai setiap rupiah yang bisa kau beli dariku tapi hitunglah tiap detik kau merasakan ketulusan dari hati bukan siapa-siapa.

Sesaat

Aku tak kuasa menahan rasa ingin bertemu seperti awan yang jenuh menahan uap air di angkasa kemudian melepasnya menjadi hujan. Aku ingin bertemu,kemudian bersandar di pundakmu yang  membuatku merasa aman terlindungi. Mari kita berbagi kisah hidup dimana lara tak pernah berhenti hinggap di tiap masa manusia. Pedulilah sayang sesekali. Kau pun tahu bahwa manusia membutuhkan pendamping hati seperti membutuhkan udara untuk mengisi kehidupannya.

Sesaat

Hanyalah sisa hari sampai kita berpisah dan menyimpan apa yang kita lalui sebagai rahasia kecil yang hanya kau dan aku yang memiliki kunci. Mari masukkan semuanya dalam kotak kenangan masa muda kita yang setelah ini akan berlari meninggalkan kita menjadi manusia dengan gelora yang berbeda.

Sesaat

Kemudian kita akan berpamitan di sana, tempat dimana ada beberapa orang yang menahan air mata untuk melepas dan yang lain menyambut dengan suka cita. Impianmu akan menunggu di tanah yang jauh dari rengkuhanku, kau kan hilang dan tak kan terganggu. Pergilah dan aku akan menjauhi memorimu kemudian mengawali cerita sendiri. Karena sayang, sesaat itu adalah relativitas kita masing-masing. Bagimu aku hanyalah sesaat, namun kau akan menjadi selamanya dalam histori kisah hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Polite comment and critic only