Kenapa
harus karena “SAYA INGIN KAYA” ?
Dalam satu dekade terakhir, topik
berwirausaha dan menjadi pengusaha adalah perbincangan yang selalu hangat dalam
setiap seminar-seminar. Rupanya masyarakat mulai merubah pola pikir dari
seorang pekerja yang bekerja 8 jam sehari untuk banting setir menjadi pengusaha
yang memiliki kebebasan waktu dengan satu harapan, memperoleh kebebasan
finansial pada akhirnya. (duit lagi ya?)
Seminar ter-.... yang pernah diikuti...hahaha |
Tidak ada yang salah dengan
mindset berwirausaha yang selalu erat dengan tema “bagaimana memulai jadi
pengusaha”, “bagaimana memulai membangun bisnis”, “strategi menjual barang
dagangan” dan topik lainnya. Kita berduyun-duyun datang ke seminar yang
pembicaranya adalah pengusaha kondang ataupun pebisnis UKM sukses dengan
motivasi 1. Kita ingin menjadi sukses seperti mereka, kaya seperti mereka. (iya
kan?)
Kadang saya berpikir, apakah
sebuah seminar itu akan efektif memotivasi pesertanya untuk menjadi pengusaha. Jika
iya kira-kira berapa persen efektivitasnya? (mungkin mahasiswa psikologi bisa
membuat topik ini jadi bahan penelitian, nanti saya dikasi tau hasilnya
ya...wkwkwk).
Bersama bu lulu dan bu yuli |
Saya, lama-kelamaan, agak bosan
dengan kegiatan mengikuti seminar kecuali seminar itu adalah seminar tentang
strategi bisnis. Biasanya seminar strategi ini harganya memang mahal sih. Cuma
komunitas yang saya sering ikuti, TDA Malang, sering mengadakan seminar
strategi yang harganya terjangkau (tepuk tangan buat TDA Malang). Salah satunya
kelas tentang strategi jualan online oleh Pak Agus Piranhamas. Kita bener-bener
diajari ilmu yang aplikatif, bukan sekedar “ilmu membesarkan semangat,
membesarkan tekad, membesarkan motivasi”
Terus apa hubungannya dengan
judul yang saya tulis diatas?
Ceritanya adalah, Kamis kemarin,
saya mengikuti acara yang diadakan oleh Indosat yang dibantu oleh TDA Surabaya
(kebetulan saya juga anggota TDA Surabaya) di Hotel Meritus. Temanya jurus jitu
memangkas biaya.
Kebetulan waktu pematerinya
adalah seorang financial planner dari Jakarta nanya, “Emang kenapa sih mau jadi
pengusaha?” dan seorang peserta cewek langsung dengan lantangnya bilang “Karena
Pengen Kaya”. (saya ditanya sebelah saya, seorang ibu-ibu, “As, kamu kenapa
jadi pengusaha? | Iya Bu, soalnya saya dulu ngelamar kerja nggak ada yang
nerima...hahaha...kayaknya karena kepepet dan takdirnya begitu Bu)
Misi ikut acara adalah cari temen |
Dalam dunia saya, terdapat
perbedaan antara pengusaha dan wirausahawan. Wirausahawan adalah seorang yang
berbisnis dan masih berkecimpung dalam segala aspek bisnis, baik operasional
maupun strategis. Sedangkan pengusaha adalah otak strategis dari bisnis, dan
dia nggak bersentuhan langsung dengan operasional. Wirausaha mendapatkan active
income, pengusaha masih passive income. #sekilasinfo#
Dalam hati saya, kenapa sih
pengusaha identik dengan kata UANG?? Apakah semua pengusaha itu kaya?
Lha saya
ini pengusaha atau wirausahawan? Kalo pengusaha, saya lo biasa-biasa aja, duit ya cukup nggak kebanyakan...hahahaha (alhamdulillaaaaah)
Enak mangan ndek Hotel |
Saya ini cuma orang yang cari
kerjaan dan cari duit. Soalnya kalo nggak kerja saya bosen, kalo nggak kerja
juga saya malu, malu sama ortu masak mau minta terus uang jajan ke mereka.
Hahaha....
Dunia ini rupanya sudah membuat
nafsu manusianya pada uang makin membabi buta, sehingga apapun yang dilakukan seringkali
dimotivasi oleh uang. Datang ke seminar berharap belajar sesuatu biar duitnya
makin banyak, mau jadi pengusaha biar duitnya banyak, kerja keras biar duitnya
banyak, kerja di perusahaan terkenal biar duitnya banyak. Seakan-akan duit
adalah penentu kebahagiaan di masa depan.
Sehingga saya kembali membatin,
Masih adakah orang seperti Mohammad
Yunus? Yang meminjamkan uang kepada orang miskin agar mereka memiliki modal
usaha dan bisa mencari nafkah dari usaha kecilnya. Bukan atas dasar
keinginannya untuk menguasai kekayaan untuk dirinya sendiri?
Negeri ini butuh seorang
pengusaha yang membawa perubahan. Mereka yang menginginkan perubahan kemudian
bergerak dan menggerakkan perubahan itu. Perubahan yang membawa kebaikan untuk
orang lain bukan hanya untuk diri sendiri.
Mampukah kita? Mampukah saya?
Mari bergerak menjadi
pengusaha-pengusaha masa depan yang bisa merubah agar nasib bangsa ini lebih
baik...
Jika seseorang bertanya kenapa ingin
jadi pengusaha? (atau jadi apapun kamu)
Maka katakanlah,
“Karena saya ingin membawa
perubahan yang baik untuk diri saya dan orang lain...”
Malang, 4 April 2013
Trimbil
Orang yang bisa membuat saya bahagia...hahaha...si bulet |