Food represents art and Cooking represents love...(Diniastri, 2012)
Siapa setuju kalo memasak adalah
salah satu wujud cinta?? Sayaaaaaaaaaaaaaaa......#angkat telunjuk
Di cooking show yang diselenggarakan
Sedap-Saji hari sabtu lalu, instrukturnya bilang memasak itu tidak hanya
memenuhi kebutuhan perut keluarga, tapi juga kebutuhan cinta keluarga...dan
perempuan hukumnya adalah wajib ain bisa memasak. Entah itu enak atau nggak
tapiiii ketahuilah para wanitaaa.....Ibu saya selama di Jakarta yaitu Tante
Dewi Hartina bilang...kendalikan cinta laki-laki dari perutnya....ahahaha...Tidak
percaya? Saya sudah membuktikannya...wkwkwk....
Fahmi adalah salah satu omnivora
yang gemar makan, dan hebatnya dia penyuka segala jenis makanan...nggak pernah
rewel atau cerewet soal rasa, yang penting enak dan
banyak...ahahaha...mangkannya wisata kuliner adalah kegiatan favorit kita,
mulai dari makan lalapan jainul di warung tenda hingga makan di Taman Indie
sudah kita jelajahi...
Biasanya saya yang memasak untuk
Fahmi, tapi kali ini dia sudah berjanji kalau akan menepati janjinya memasak
untuk saya...masakan andalannya adalah mi spesial ala Fahmi...(katanya). Semula
saya sempat mengira, mi spesial itu semacam mi jawa ato mi jogja Pak Karso yang
semuanya serba dibuat sendiri...jadi waktu Fahmi bilang dia mau masak untuk
saya, saya tanya...
A : “Yang bahannya opo ae, besok
tak tukokno”
F : “INDOMIE Rasa Kari, lombok, tomat, jeruk, telur”
Ternyata sodara-sodara.....mie
special ala Fahmi adalah MI INSTAN yang dimodifikasi dan dimasak dengan teknik
ala Fahmi....wkwkwkwk...Oke...berhubung saya pengen sekali liat dia masak, maka
rencana itu langsung eksekusi malam ini...ahahaha
Habis maghrib si Fahmi dateng
dengan membawa sekresek Indomie rasa kari...dan dateng-dateng dia bergegas ke dapur...disiapkannya
semua yang dibutuhkan, tomat, cabe, cabe rawit, dikasi basis (bakso bentuk
sosis), jeruk, indomie, telor, wajan teflon, panci dan segala kerumpikannya....
Gaya rumpik si chef pas masak, bajune mobrot2 |
Mulai eksekusi
Fahmi ngerebus air di panci,
terus dia potong2 cabe rawit dan tomat....dicemplung ke air...btw potongan
tomatnya beraneka ragam...sesekali bulet2 tipis, dan ada yang setengah utuh
langsung dimasukkan..pokoknya cemplung
Habis itu telor dipecahin
(ternyata dia bisa mecahin telor ^_^b) hahaha...dikocok dikasi bawang goreng
dari indomie...
A : “Yang itu telor mau diapain? Ndak
dikasi garem kah?”
F : #ngambil garem secimit (saking
secimitnya jadi ndak yakin telornya nanti terasa asin)
Sebelum masak ada pesan dari mas
fahmi yaitu kalau beliau masak jangan dikomentari, soalnya udah lama nggak
masak (indomie). Okeee....kali ini fahmi jadi executive chef dan saya jadi
asisten...jadi ndak boleh mengomentari bos atau ngajarin si bos....
Bos ndak mau difoto2 pas masak |
Sementara bos kebingungan harus
menghandle dua hal (panci mie dan mau bikin orak arik telor) akhirnya dia
memanggil asisten yang berpangku tangan (sengaja) di belakangnya sambil
motretin gaya masak sang bos yang serba heboh sendiri...Si asisten disuruh
bikin orak arik telor...kemudian asisten pegang teflon dan sutil kayu...begitu
mau mengorak arik telor di pan, bos bilang “Jangan diapa-apain dulu...biar
telornya jadinya gede-gede (dalam hati ketawa, kalo gede-gede namanya ndog
dadar bos duduk orak arik)”....ya wiiiiis manuuuut....
Si chef bos yang masih fokus sama
mi nya akhirnya berhasil menyelesaikan mie (instan) kemudian dia mulai
menggoreng si bakso di pan...dan akhirnyaaa selesaii jugaaa.....saatnya plating
(halah)....
Voilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.....inilah
mie kuah kari special ala chef muhammad fahmi....(mienya overcook karena si bos
rumpik sendiri...wkwkwk)
Ahaha...inilah maha karya ndudku.... |
Kemudian Fahmi, saya dan Nduty
makan dengan berlauk nasi, mie dan ikan pedha bikinan saya...
Fahmi's fav (pedha dicabein alias cabe dipedha-in karena komposisinya lebih banyak cabenya) |
Ini adalah pertama kalinya saya
dimasakin sama seseorang yang special buat saya (nduty cuma pernah bikinin saya
lasagna sekali)...berhubung yang membuat istimewa makanan ini adalah prosesnya
dan siapa yang memproses....jadi untuk kebaikan di masa depan maka masakan chef
bos harus dipuji-puji dengan berlebihan (biar kapan-kapan mau masakin saya
lagi) hahaha....
At least, sebenarnya kesan dari
sebuah makanan terletak bukan pada hasil akhirnya...tapi terletak pada siapa,
bagaimana, dan mengapa... Siapa yang membuat, semakin spesial seseorang untuk
anda, meski masakannya gak enak rasa bensin, rasa sabun atau rasa aspal...pasti
kita akan menghargai hasil karyanya (entah dengan pujian, olokan atau kalimat dusta...hahaha).
Bagaimana orang itu mengeksekusi
makanan itu untuk anda...seenak-enaknya makanan warung atau seenak-enaknya
lalapan jainul...makanan mereka dieksekusi tanpa cinta (soalnya mereka cari
uang tok dari situ). Ibaratnya gini, seenak-enaknya masakan orang, tetep paling
enak masakan istri...
Mangkanya...sebagai infomasi
saja.....ahahaha....saya selalu mengeksekusi masakan catering saya dengan
cinta, hahaha...karena saya selalu jatuh cinta sama makanan-makanan yang saya
buat...apalagi kalo bikin kue yang cantik-cantik...oleh sebab itu produk Aryza
selalu saya sebut dengan “Food made of love”...
Dan yang terakhir mengapa dia
berusaha membuat masakan itu untuk anda...semakin special alasan dia melakukan
hal itu untuk anda...maka sekampret-kampret skill memasaknya...pasti anda akan
memujinya...
Akhirnya...karena memasak itu
merepresentasikan cinta kita pada seseorang...maka saya ucapkan terima kasih
pada Muhammad Fahmi yang sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk membuktikan
cintanya....ahahahaha....#peace nduuud#
Bagian paling "menyenangkannya" adalah warisan si bos yaitu.......
Korahan sak arat2...(T_T) |
Salam Sayang
Astri