Sabtu, 04 Mei 2013

Kenapa harus karena “SAYA INGIN KAYA” ?


Kenapa harus karena “SAYA INGIN KAYA” ?


Dalam satu dekade terakhir, topik berwirausaha dan menjadi pengusaha adalah perbincangan yang selalu hangat dalam setiap seminar-seminar. Rupanya masyarakat mulai merubah pola pikir dari seorang pekerja yang bekerja 8 jam sehari untuk banting setir menjadi pengusaha yang memiliki kebebasan waktu dengan satu harapan, memperoleh kebebasan finansial pada akhirnya. (duit lagi ya?)

Seminar ter-.... yang pernah diikuti...hahaha
Tidak ada yang salah dengan mindset berwirausaha yang selalu erat dengan tema “bagaimana memulai jadi pengusaha”, “bagaimana memulai membangun bisnis”, “strategi menjual barang dagangan” dan topik lainnya. Kita berduyun-duyun datang ke seminar yang pembicaranya adalah pengusaha kondang ataupun pebisnis UKM sukses dengan motivasi 1. Kita ingin menjadi sukses seperti mereka, kaya seperti mereka. (iya kan?)

Kadang saya berpikir, apakah sebuah seminar itu akan efektif memotivasi pesertanya untuk menjadi pengusaha. Jika iya kira-kira berapa persen efektivitasnya? (mungkin mahasiswa psikologi bisa membuat topik ini jadi bahan penelitian, nanti saya dikasi tau hasilnya ya...wkwkwk).
Bersama bu lulu dan bu yuli

Saya, lama-kelamaan, agak bosan dengan kegiatan mengikuti seminar kecuali seminar itu adalah seminar tentang strategi bisnis. Biasanya seminar strategi ini harganya memang mahal sih. Cuma komunitas yang saya sering ikuti, TDA Malang, sering mengadakan seminar strategi yang harganya terjangkau (tepuk tangan buat TDA Malang). Salah satunya kelas tentang strategi jualan online oleh Pak Agus Piranhamas. Kita bener-bener diajari ilmu yang aplikatif, bukan sekedar “ilmu membesarkan semangat, membesarkan tekad, membesarkan motivasi”

Terus apa hubungannya dengan judul yang saya tulis diatas?


Ceritanya adalah, Kamis kemarin, saya mengikuti acara yang diadakan oleh Indosat yang dibantu oleh TDA Surabaya (kebetulan saya juga anggota TDA Surabaya) di Hotel Meritus. Temanya jurus jitu memangkas biaya. 

Kebetulan waktu pematerinya adalah seorang financial planner dari Jakarta nanya, “Emang kenapa sih mau jadi pengusaha?” dan seorang peserta cewek langsung dengan lantangnya bilang “Karena Pengen Kaya”. (saya ditanya sebelah saya, seorang ibu-ibu, “As, kamu kenapa jadi pengusaha? | Iya Bu, soalnya saya dulu ngelamar kerja nggak ada yang nerima...hahaha...kayaknya karena kepepet dan takdirnya begitu Bu)

Misi ikut acara adalah cari temen

Dalam dunia saya, terdapat perbedaan antara pengusaha dan wirausahawan. Wirausahawan adalah seorang yang berbisnis dan masih berkecimpung dalam segala aspek bisnis, baik operasional maupun strategis. Sedangkan pengusaha adalah otak strategis dari bisnis, dan dia nggak bersentuhan langsung dengan operasional. Wirausaha mendapatkan active income, pengusaha masih passive income. #sekilasinfo#

Dalam hati saya, kenapa sih pengusaha identik dengan kata UANG?? Apakah semua pengusaha itu kaya? 

Lha saya ini pengusaha atau wirausahawan? Kalo pengusaha, saya lo biasa-biasa aja, duit ya cukup nggak kebanyakan...hahahaha (alhamdulillaaaaah)

Enak mangan ndek Hotel

Saya ini cuma orang yang cari kerjaan dan cari duit. Soalnya kalo nggak kerja saya bosen, kalo nggak kerja juga saya malu, malu sama ortu masak mau minta terus uang jajan ke mereka. Hahaha....

Dunia ini rupanya sudah membuat nafsu manusianya pada uang makin membabi buta, sehingga apapun yang dilakukan seringkali dimotivasi oleh uang. Datang ke seminar berharap belajar sesuatu biar duitnya makin banyak, mau jadi pengusaha biar duitnya banyak, kerja keras biar duitnya banyak, kerja di perusahaan terkenal biar duitnya banyak. Seakan-akan duit adalah penentu kebahagiaan di masa depan.

Sehingga saya kembali membatin,

Masih adakah orang seperti Mohammad Yunus? Yang meminjamkan uang kepada orang miskin agar mereka memiliki modal usaha dan bisa mencari nafkah dari usaha kecilnya. Bukan atas dasar keinginannya untuk menguasai kekayaan untuk dirinya sendiri?

Negeri ini butuh seorang pengusaha yang membawa perubahan. Mereka yang menginginkan perubahan kemudian bergerak dan menggerakkan perubahan itu. Perubahan yang membawa kebaikan untuk orang lain bukan hanya untuk diri sendiri.

Mampukah kita? Mampukah saya?

Mari bergerak menjadi pengusaha-pengusaha masa depan yang bisa merubah agar nasib bangsa ini lebih baik...

Jika seseorang bertanya kenapa ingin jadi pengusaha? (atau jadi apapun kamu)

Maka katakanlah, 

“Karena saya ingin membawa perubahan yang baik untuk diri saya dan orang lain...”

Malang, 4 April 2013
Trimbil


Orang yang bisa membuat saya bahagia...hahaha...si bulet