Jumat, 17 Agustus 2012

Hei?


Hei
Bagaimana kabarmu?
Malam ini sepertinya aku akan mengenang satu peristiwa
Denganmu dahulu
Dahulu jauh di masa lalu
Dengan melodi dan memori yang kuputar dalam satu bingkai gambarmu
Saat itu waktu masih bersahabat dengan kebersamaan
Ibarat persahabatan kita
Dimulai dari satu perasaan kecewa
Kukira kau adalah payung yang melindungi
Karena kesakitanku ibarat tersengat panas matahari
Terbakar akibat perasaan yang tak terbalaskan
Tersakiti karena dedikasi hati yang tak berbatas
Terlukai karena pilihan
Ternyata kau hanya hembusan angin yang ketika lewat menyejukkanku
Dan ketika pergi lesap meninggalkanku begitu saja
Tanpa jejak hanya bekas yang tak berasa
Menyisakan hati tanpa tujuan, hidup tanpa kejelasan
Kemudian malam ini aku ingin tahu,
Bagaimanakah kabarmu?
Karena akhir ceritamu adalah awal dari impian dan masa depanku
Titik dimana aku bisa berdiri dengan tabah
Permulaan aku bisa tersenyum
Ujung aku bisa menghargai diriku lebih dari perasaanmu
Dulu kusodorkan hati tanpa tepi, kuberi cinta tanpa kata karena
Tapi samudra rupanya ingin semua hanya menjadi satu hal yang sia-sia
Memisahkan batin dalam akhiran yang tak bahagia
Aku pun akan terus tumbuh
Dengan siraman hujan dan kilatan cahaya aku menjadi tegar
Terima kasih padamu
Luka itu bisa kusembuhkan sendiri
Karena akhirnya aku tahu siapa itu cinta dan siapa itu binasa
Aku bisa membinasakan hati
Tapi masih berwelas asih untuk mencintai diri
Sedihku hanyalah soal waktu
Ketika aku bertanya
Bagaimana kabarmu?
Kemudian kau diam
Kau tutup pintu itu
Sementara atau selamanya
Sekarang aku tak ingin peduli
Meski tak pernah membenci
Setidaknya nanti suatu hari
Dalam sebuah dimensi ruang dan waktu masa depan
Kemudian kita bertemu
Diammu akan kusela
“Bahagiakah kamu?”